BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Proyeksi peningkatan produksi sawit Malaysia pada Februari telah memberikan tekanan terhadap harga minyak sawit pada awal pekan ini.

Futures minyak sawit untuk kontrak April, 1FCPOc3, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot 1,2 persen menjadi 3.036 ringgit ($682,71) per ton pada penutupan perdagangan Senin (13/2/2017). Harga bahkan sempat menyentuh level 3.019 ringgit, yang merupakan level terendah sejak 31 Januari.

"Angka produksi yang diperkirakan meningkat pada Februari bearish terhadap harga. Produksi mulai pulih seiring dengan meredanya banjir," kata seorang pelaku pasar di Kuala Lumpur, seperti dilansir Reuters.

Menurut dia, harga minyak sawit akan bertahan di kisaran 3.013 ringgit.

Sementara itu, analis komoditas dan energi Reuters, Wang Tao, mengatakan harga minyak sawit bisa jatuh ke level 3.014 ringgit per ton, setelah harga menyentuh level support 3.089 ringgit.

Adapun produksi sawit pada Januari turun 13,4 persen menjadi 1,28 juta ton, yang merupakan penurunan terparah dalam setahun, berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board. (NEDELYA RAMADHANI/m)