Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penentuan Harga Ikan di Kobar Masih Dimonopoli Tengkulak

  • 06 Maret 2017 - 16:56 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sejumlah nelayan di pesisir Kotawaringin Barat (Kobar) mengeluhkan harga ikan yang sulit berubah. Kondisi ini terjadi karena harga di pasaran tergantung pada tengkulak. Akibatnya, keuntungan para nelayan tak bisa maksimal.

Salah seorang nelayan di Pantai Kubu Kecamatan Kumai, Suhardi menyatakan nelayan tidak bisa berbuat banyak dalam menentukan harga ikan. "Hitungannya itu ada ditangan tengkulak dan kami hanya bisa mengikuti harga yang ditentukan mereka," kata Suhardi kepada Borneonews, Senin (6/3/2017).

Dia menjelaskan, kondisi ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya harga ikan yang dijual merupakan kualitas baik untuk diekspor. Sementara faktor yang lain, para nelayan tidak mengetahui harga pasti ikan di pasaran. "Jujur kami tidak tahu harganya seperti apa. Jadi kami tidak bisa menetukan harga sendiri," ujarnya.

Suhardi menegaskan, kondisi ini berlaku terus sepanjang tahun. Meski kondisi sekarang sedang paceklik ikan, harganya tetap bertahan. "Mau bagaimana lagi, sedangkan kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujar dia.

Dia mencontohkan, satu kilogram udang laut dengan kualitas super biasanya dihargai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu, harga ini sudah bertahan lama, tetapi tidak ada perubahan meski keadaan sedang sulit, karena cuaca buruk di laut. "Harapannya kami bisa ikut dalam menentukan harga, jadi kami bisa mendapatkan untung," pintanya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kobar, Rudolf Dita membenarkan kondisi itu. Selama ini, harga terus dimonopoli oleh tengkulak. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh nelayan tidak bisa maksimal.

Menanggapi hal itu, pihaknya akan terus mendorong nelayan laut maupun sungai di Kobar untuk mengolah hasil tangkapan secara mandiri. Terkait sarana dan prasarananya akan segera dibangun, salah satunya cool storage (pendingin ikan) berkapasitas 100 ton. "Jika diolah secara mandiri, nelayan bisa ikut menentukan harga ikan di pasaran," pungkasnya. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-10)

Berita Terbaru