BORNEONEWS, Sampit - Jumlah nasabah bank sampah yang berada di Jalan Tidar, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menurun drastis.

"Untuk nasabah saat ini hanya 10 orang. Padahal sebelumnya sudah mencapai 50 orang," ungkap pengelola Bank Sampah Mas Gajalba, Rabu (5/4/2017).

Penurunan jumlah nasabah bank sampah disebabkan operasional mesin pelebur sedang bermasalah. Sehingga pengelolaan sampah di tempat tersebut mandek. Walau begitu, pihak pengelola tetap menerima sampah yang diantar masyarakat.

"Untuk sampah, kami hanya menerima organik saja. Hal itu dilakukan agar dapat didaur ulang," kata Gajalba.

Untuk harga sampah, seperti botol plastik air mineral senilai Rp1.500 per kilogram. Sedangkan untuk botol alumunium dihargai Rp10 ribu per kilogram.

Gajalba melanjutkan, selain persoalan mesin yang sedang bermasalah, saat ini bank sampah juga masih kekurangan tenaga kerja. Di samping itu, tidak ada angkutan untuk mengambil sampah ke rumah nasabah. 

Kondisi ini, kata dia, sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir. Ia berharap, pihak dinas bisa memberikan bantuan sehingga bank sampah bisa operasional dengan baik dan membantu masyarakat. (MUHAMMAD HAMIM/B-3)