BORNEONEWS, Palangka Raya ' Sejumlah daerah di Kalimantan Tengah seakan berlomba membangun bandara di wilayah masing-masing. Padahal belum tentu infrastruktur itu membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hal itulah yang dijadi kritik Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Salah satu yang menjadi sorotan Gubernur ialah pembangunan bandara di Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya.

Pasalnya, meski tidak masuk sebagai proyek prioritas nasional, Pemkab Murung Raya tetap nekat meneruskan proyek bandara dengan biaya sendiri menggunakan APBD kabupaten.

'Di Puruk Cahu memang ada pembangunan bandara, itu dibiayai mereka sendiri dari APBD kabupaten. Itu tidak masuk proyek prioritas nasional yang dibiayai APBN,' ungkap Penjabat Sekda Kalteng Sahrin Daulay kepada Borneonews, Minggu (9/4/2017).

Ditanya tentang kebijakan Gubernur Sugianto yang mewanti agar jangan sampai ada tiga bandara di kawasan DAS Barito, Sahrin kembali menegaskan bahwa pemerintah pusat yang akan mengevaluasinya. Sebab perencanaan pemerintah pusat ada tersendiri mengenai konektivitas antardaerah, yang pasti didasari oleh kajian mendalam. 'Untuk evaluasinya, itu mungkin nanti dari pemerintah pusat ya,' sebutnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat kunjungan singkat di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, beberapa waktu lalu, menegaskan tidak mungkin pemerintah meloloskan pembangunan bandara tanpa kajian terlebuh dahulu terutama menghitung efektifitas pascadibangun.

'Jangan sampai membangun hanya untuk mengeluarkan dana proyek tanpa dihitung efektifitasnya, ya buat apa dan buat siapa Siapa yang akan menggunakannya atau penumpang yang naik dari sana. Percuma kalau membangun tapi tidak ada maskapai yang tertarik mendarat karena tidak tidak ada penumpang. Berarti pemborosan uang daerah saja. Makanya harus dihitung karena mereka maskapai juga menghitung,' sebutnya. (ROZIQIN/B-3)