BORNEONEWS, Sampit - Harga galian C diprediksi bakal naik, terlebih jika pelaku usaha itu nantinya harus mengurus perizinan. Meski begitu, sejumlah sopir truk angkutan galian C tidak mempermasalahkan asalkan mereka bisa bekerja.

"Kalau ada pengurusan izin pasti secara otomatis harga galian C naik, kami sopir ini tidak masalah. Masyarakat tetap akan membeli karena ini kebutuhan, namun dampaknya bahan bangunan seperti batako pasti naik juga," kata Ebet sopir truk, di Sampit, Jumat (14/4/2017).

Saat ini harga galian C seperti tanah uruk per ret berkisar Rp175 ribu hingga Rp180 ribu, sementara pasir cor Rp320 ribu hingga Rp330 ribu, sedangkan pasir Bangkal berkisar Rp450 ribu hingga Rp500 ribu.

"Yang jelas kami nanti menyesuaikan, misalnya berapa harga jual dari pengusaha, ditambah biaya operasional kami, itulah harga penjualannya," kata Ebet.

Sekarang ini banyak warga yang mencari pasir maupun tanah uruk, namun mereka tidak berani mencarinya. Takut terjaring dalam razia aparat. Mereka memilih istirahat sambil menunggu kebijakan dari pemerintah.

Namun mereka berharap kondisi ini tidak berlarut-larut, karena para sopir, pengusaha bangunan, masyarakat hingga tukang mulai menjerit terkena dampak penertiban galian C ilegal tersebut. (NACO/B-2)