Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sertifikat Tunggal Eropa Atas Sawit Tak Semudah Dikatakan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 April 2017 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Standar sertifikasi ketat oleh Uni Eropa atas produk sawit jelas akan mendongkrak biaya para produsen.

"Mungkin mereka (Uni Eropa) tak paham bahwa para petani sawit saat sedikit mendapatkan insentif untuk mendapatkan sertifikasi berkelanjutan," kata Carl Bek-Nielsen seperti dikutip The Edge Markets.

Pasar Uni Eropa, ucap Bek-Nielsen, yang sangat mendukung resolusi sawit, akan membayar lebih mahal untuk mendapatkan produk sawit berkelanjutan.

"Sebenarnya baik petani maupun Uni Eropa sama-sama menginginkan produk berkelanjutan. Itu memang langkah yang harus ditempuh. Tapi masalahnya adalah, jalan menuju ke sana tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat," tutur Bek-Nielsen.

"Masalah utama dari resolusi Uni Eropa ini adalah mengabaikan fakta bahwa 50% minyak sawit dunia dihasilkan oleh petani plasma. Di Malaysia saja, ada sekitar 600.000 petani plasma," imbuhnya.

Kalau secara global, lanjutnya, diperkirakan ada lebih dari 3 juta petani plasma sawit. Dan dengan kurangnya insentif untuk mendapatkan sertifikasi, jelas resolusi itu akan memberatkan mereka.

Menurut dia, para petani plasma itu tak punya sumberdaya untuk menjalankan praktik berkelanjutan dalam waktu singkat, dan praktik ini termasuk salah satu yang paling ketat bagi komoditas pertanian apa pun, jelas Bek-Nielsen.

"Syarat berkelanjutan yang diinginkan resolusi Uni Eropa terhadap industri sawit, terlalu menuntut para petani plasma, dan ini akan memberikan pukulan terberat terhadap mereka," ucapnya.

Ia menilai resolusi Uni Eropa itu tidak adil dan tidak sejalan dengan semangat perdagangan bebas yang diterapkan Uni Eropa. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru