Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Karet di Barito Selatan Terjun Bebas

  • Oleh Uriutu
  • 24 April 2017 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Buntok - Harga karet dalam sepekan belakangan di Barito Selatan (Barsel), terjun bebas hingga Rp5 ribu per kg. Padahal sebelumnya, harga komoditi karet berada dikisaran Rp 10 ribu per kg.

Ini tentu saja membuat sejumlah petani karet menjerit. Pasalnya, berbanding terbalik dengan harga sembako yang terus mengalami kenaikan.

'Kami minta pemerintah bisa memberikan solusi harga karet harganya terjun bebas atau turun drastis ini,' kata Mianu, petani karet di Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA) kepada Borneonews, Senin (24/4/2017).

Ia mengatakan, turunnya harga karet tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok. Jika terus begini, dikhawatirkan tak bisa memenuhi kebutuhan pokok.

Informasi dari pengepul, lanjut dia, harga karet turun karena di gudang penyimpanan di PT Bumi Asri Pasaman (BAP) desa Danau Sadar, stok masih banyak.

Senada diungkapkan, Merton, petani karet di Km 8 Desa Bundar Kecamatan Dusun Utara mengatakan, turunnya harga karet ini mengakibatkan para petani harus kalang kabut membagi penghasilan supaya mencukupi kebutuhan hidup.

Jika harga tak naik sampai bulan depan lanjut dia, maka banyak kredit baik motor maupun barang lainnya macet, bahkan kreditan sepeda motor itu bisa ditarik dealer.

'Untuk kebutuhan hidup kita harus kucar-kacir, apalagi ditambah banyak kredit,' keluh dia.

Apalagi, lanjutnya, harga sembako kenaikannya gila-gilaan semakin lengkaplah penderitaan petani karet.

Menurutnya, saat ini naik turunnya harga karet amat sulit diprediksi karena para petani tidak bisa melihat atau mengontrol harga karet.

'Harga karet di kalangan petani amat ditentukan oleh para tengkulak. Sementara para tengkulak hanya menerima ketentuan harga karet dari pemilik pabrik atau gudang,' ucapnya.

Ia menambahkan, pihaknya hanya bisa menerima saja tanpa bisa berbuat apa-apa. Seharusnya ada sumber informasi tentang pergerakan harga komoditas pertanian khususnya harga karet, sehingga para petani tidak buta informasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Borneonews, lebih parah lagi yang dirasakan oleh para petani rotan. Pasalnya, rotan saat ini sama sekali tidak ada pembelinya.  (URIUTU DJAPER/B-5)

Berita Terbaru