Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ikat Tongang, Wujud Kasih Suku Dayak Kepada Tamu (4)

  • Oleh Wahyu Wulandari
  • 06 Mei 2017 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - "Teman-teman, kita diminta berkumpul di rumah kepala desa, karena akan ada upacara ikat tongang untuk menyambut kedatangan kita, ujar Rudy, ketua pelaksana trial trip dari Swiss Contact.

Wah, tidak menyangka kami mendapat kejutan dari warga Riam Panahan. Padahal ikat tongang tidak terjadwal di desa ini.

Ikat tongang adalah upacara untuk mendoakan keselamatan para tamu sampai ke tujuan. Tongang merupakan gelang yang dipakaikan di tangan kanan tamu. Gelang ini terbuat dari akar kayu dan berhiaskan daun sengkuba.

Menurut kepala desa Sstempat, akar kayu tersebut merupakan ganti urat dan daun sengkuba sebagai ganti kulit. 

"Di dalam doa-doanya dihaturkan harapan agar selama perjalanan, urat tidak putus, kulit tidak luka. Artinya supaya para tamu selamat sampai tujuan,' ujar Kepala Desa Riam Panahan saat memberikan sambutan sebelum ritual ikat tongang dimulai.

Ritual ikat tongang pun dimulai. Diawali dengan kata-kata dalam bahasa Dayak yang tidak saya mengerti artinya, namun dari pengamatan saya ini seperti kata sambutan atau penyampaian maksud kedatangan kami oleh salah demang adat setempat kepada warga desa. Ini terlihat dari kalimat yang bersahutan antara demang adat dengan warga setempat. Beliau juga berkali-kali menyebutkan kata tamu dan pariwisata.

Setelah mendapatkan persetujuan dari warga, guci dan gong dipersiapkan untuk tempat duduk tamu yang akan diikatkan tongang. Ikat tongang dilakukan secara bergiliran setiap dua orang.

Dua orang tetua adat melantunkan doa-doa untuk keselamatan dalam bahasa Dayak. Mereka menaburkan beras di atas kepala para tamu, lalu meminta mereka mengigit gunting besi. Setelah itu barulah tongang diikatkan di tangan kanan. Terakhir, mereka mempersilakan meminum arak dari dalam gading yang terbuat dari kayu.

"Menaburkan beras di atas kepala maknanya gugur semangat yaitu memberikan semangat kepada para tamu yang datang,' jelas Solen Singkal Saing, demang adat di Riam Panahan.

"Makanya, saat menaburkan beras mengucapkan kata-kata 'kur semangat'." Tambahnya.

Menurut Solen, menggigit gunting besi bermakna memberikan kekuatan kepada tubuh kita selama perjalanan, meskipun saat ritual batangan besi yang berbentuk seperti gunting itu hanya didekatkan ke mulut para tamu.

"Ritual ini merupakan wujud penghormatan dan cinta kasih yang setinggi-tingginya kepada para tamu. Karena begitulah kekuatan nurani masyarakat di sini,' Solen mengakhiri penjelasannya mengenai ritual ikat tongang. (WAHYU WULANDARI/m)

Berita Terbaru