Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sandung Ini Tempat Menghantar Arwah ke Surga (9)

  • Oleh Wahyu Wulandari
  • 08 Mei 2017 - 09:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setelah puas mengagumi ukiran pintu di rumah Demang. Kami kembali melanjutkan perjalanan berkeliling desa. Hanya beberapa puluh meter dari rumah Solen, Saya melihat tiang dengan tempayan di atasnya yang diberi pagar kayu dan atap.

"Itu namanya sandung. Sandung itu tempat tulang belulang manusia yang telah puluh tahun meninggal dunia dan dimakamkan. Tulang belulang disimpan di dalam tempayan yang diberi tiang tinggi. Maksudnya adalah untuk mengantarkan arwah ke surga,' ujar Solen demang adat Desa Riam Panahan.

Ia juga menceritakan, tulang belulang yang ada di dalam sandung tersebut adalah adik dari bapaknya. Sandung tersebut dibuat setelah 30 tahun kematiannya.

Ada yang tidak biasa pada batang kayu ulin penyangga sandung tersebut. Terdapat sebuah ukiran kura-kura yang terlihat memanjat ke atas. Bayu, teman saya menanyakan hal itu.

"Ukiran kura-kura itu ada maknanya,' ujar Solen mulai menjelaskan.

"Kura-kura tidak bisa memanjat. Tetapi kura-kura ukiran itu bisa memanjat. Kenapa Karena itu melambangkan bahwa kami meskipun bukan orang berada, tetap bisa membuat sandung untuk keluarga kami. Membuat sandung itu mahal,' ujarnya bersemangat.

Ia juga menambahkan Upacara Tiwah untuk membuat sandung tersebut memerlukan dua kepala sapi dan tiga kepala kambing untuk dikubur di bawah sandung. Itu belum termasuk biaya-biaya yang lain untuk menjamu tamu.

"Upacara itu berlangsung selama lima hari lima malam. Dihadiri oleh warga se-Kecamatan Delang, Kecamatan Lamandau, Belantikan, Bulik, bahkan ada yang hadir dari Palangka Raya hanya untuk menyaksikan kami membuat sandung ini,' tambahnya.

Wah, ternyata Upacara Tiwah memang memerlukan biaya yang besar. Ingin rasanya melihat langsung prosesi upacara sakral ini.

Baru beberapa langkah meninggalkan keanggunan sandung, Solen menunjukkan tangannya ke arah kiri di tepi jalan negara. Di sana berdiri gagah pilar pilar ulin dengan ketinggian yang saya perkirakan mencapai puluhan meter. Di atasnya terdapat sesuatu berbentuk tempayan yang diletakkan terbalik.

"Kalau itu namanya pantar,' ujar Solen sambil menunjuk ke arah kayu ulin yang berdiri tegak itu.

Kami bertanya apakah isinya juga tulang belulang manusia.

"Bukan, itu tidak ada isinya. Fungsinya untuk mengenang keluarga yang telah meninggal saja,' jelasnya. (WAHYU WULANDARI/m)

Berita Terbaru