Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

India Pasar Ekspor CPO Terbesar Indonesia, Tetapi...

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 29 Mei 2017 - 11:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan India menjadi pasar ekspor minyak sawit mentah (CPO) terbesar Indonesia. Tahun lalu, ekspor CPO ke India mencapai 5,7 juta ton.

"Ekspor CPO ke India kuartal I mencapai 1,7 juta ton, naik 41,67% year on year (YoY). Ekspor CPO ke Eropa dan Tiongkok juga naik, sementara ke Pakistan dan Bangladesh stabil," kata Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono, di Jakarta, Senin (29/5/2017).

Namun, menurut Joko, ekspor CPO ke India dan ke Pakistan perlu diperhatikan. Sebab, India selalu membanding-bandingkan impor sawit dengan minyak nabati lainnya.

"Saat ini, komposisi impor minyak nabati India terdiri dari 85% sawit dan 15% non sawit. India memiliki rencana mengurangi minyak nabati dari sawit menjadi 70% dan 30% non sawit," papar Joko.

India, lanjut Joko, menganalisa bahwa impor kedelai itu lebih kompetitif ke depannya. India mengancam menurunkan impor CPO dari Indonesia karena masalah competitiveness.

"Mereka meminta penurunan pajak ekspor, sementara Pakistan menginginkan Indonesia memperbesar impor dari negaranya. Sebab selama ini ekspor Indonesia ke Pakistan lebih besar dari ekspor Pakistan ke Indonesia," ujarnya.

Joko menambahkan, pemerintah harus bisa memperkuat hubungan perdagangan dengan India dan Pakistan. Apalagi nilai ekspor CPO lebih besar dan bersifat jangka panjang.

"Negara-negara yang surplus karena sawit Indonesia harusnya negara itu perlu diperkuat hubungan perdagangannya. Jadi seperti India dan Pakistan kita surplus, itu perlu diperkuat hubungan perdagangannya," tutur Joko.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, India berada di posisi ketiga negara tujuan ekspor non migas Indonesia selama empat bulan pertama 2017, setelah Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Masuknya India ke dalam kelompok tiga besar tersebut, menggeser posisi Jepang yang telah menempati urutan ketiga selama tiga tahun terakhir.

Nilai ekspor Januari hingga April 2017 ke India mencapai US$4,6 miliar, lebih tinggi dari ekspor ke Jepang sebesar US$4,43 miliar. Posisi India tersebut di bawah Tiongkok sebesar US$6,26 miliar dan AS sebesar US$5,65 miliar.

Bergesernya negara tujuan ekspor non migas tersebut oleh peningkatan ekspor bijih, kerak, dan abu logam ke India untuk Januari hingga April 2017 sebesar 389,33% year on year (YoY). BPS juga mencatat CPO tumbuh 63,7% YoY, dan batubara 53,07% YoY. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru