Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Banyak Sentimen Negatif, CPO Berpotensi Melemah

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 06 Juni 2017 - 14:26 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) pada perdagangan Selasa (6/6/2017) berpotensi melemah.

Hal itu disebabkan masih berlanjutnya penguatan mata uang ringgit, kembali jatuhnya harga minyak dan potensi kenaikan produksi di semester kedua tahun ini, kata analis PT Monex Investindo Futures, Faisyal, dalam risetnya di Jakarta, Selasa.

Mata uang ringgit pada Selasa pukul 10:20 WIB, terpantau bergerak di level 4,2565 per dolar AS, menguat sekitar 0,15%.

Menurut Faisyal, mata uang ringgit yang lebih kuat akan membuat harga minyak CPO menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

Sementara itu, harga minyak WTI pada perdagangan pagi hari ini juga terpantau turun ke level $46,96, turun sekitar 0,3% yang disebabkan kecemasan para pelaku pasar atas terhentinya hubungan diplomatik antara beberapa negara Arab dengan Qatar yang dapat mengganggu upaya OPEC untuk memperketat pasokan di pasar.

"Untuk produksi minyak sawit di semester kedua diprediksi masih akan sama dengan tren musiman, dan tampaknya akan pulih dari dampak kerusakan panen akibat cuaca kering El Nino yang merusak pohon sawit di periode 2015," jelasnya.

Berdasarkan data dari regulator industri, produksi Malaysia untuk bulan April naik 5,7% dari bulan Maret menjadi 1,55 juta ton.

Untuk sisi teknikalnya, ujar Faisyal, harga minyak sawit memiliki level support terdekat di RM2.440, dan jika menembus ke bawah dari area tersebut, harga dapat bergerak lebih rendah lagi menguji level support di RM2.400.

"Sedangkan untuk level atasnya, level resisten terdekat berada di 2.530, dan bila menembus ke atas dari zona tersebut, harga berpeluang untuk bergerak lebih tinggi lagi di 2.590," tuturnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru