Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Label 'No Palm Oil' Kini Menyebar ke Italia, Turki

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 22 Agustus 2017 - 13:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Selain mengantisipasi penerapan resolusi sawit yang disahkan Parlemen Eropa, produsen minyak sawit kini dihadapkan dengan makin meluasnya kampanye diskriminatif terhadap produk berbasis sawit di Benua Bitu.

Menurut laporan The Star, Senin (21/8/2017), label bertuliskan 'No Palm Oil' yang terpasang di berbagai produk makanan dan minuman di Eropa pada awalnya digagas oleh perusahaan makanan dan minuman asal Perancis dan Beligia. Namun kini produsen asal belgia dan Turki juga menerapkan hal yang sama.

Mengacu pada pernyataan Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong belum lama ini, bahwa langkah untuk mengantisipasi kampanye diskriminatif terhadap sawit di Eropa hanyalah dengan menggencarkan pengungkapan hasil riset yang menyatakan senyawa di dalam sawit justru menyehatkan dan mengandung antioksidan.

Mah mengatakan pengungkapan hasil riset sawit yang dilakukan sejumlah lembaga riset internasional dilakukan melalui Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk melakukan berbagai langkah koordinasi dalam upaya membalas hambatan perdagangan dan kampanye hitam atas minyak sawit oleh pihak Barat.

Salah satu langkah untuk meredam kampanye hitam atas produk sawit itu adalah mengekspos hasil dari berbagai penelitian atas minyak sawit, terutama mengenai pemakaian komoditas tersebut yang berdampak positif.

Xinhua.net dalam laporannya beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa komitmen antara kedua negara serumpun itu terangkum dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo, yang didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman di kantor kepresidenan.

Selain merespons kampanye negatif terhadap produk berbasis sawit, Menlu Retno menegaskan bahwa langkah bersama Indonesia-Malaysia juga ditujukan untuk menaikkan daya tawar terkait isu sawit dan juga untuk mempromosikan produksi minyak sawit berkelanjutan.

Adapun langkah balasan bersama itu akan dilakukan melalui Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC), yaitu organisasi yang dibentuk oleh kedua negara, kata Retno.

"Indonesia telah menyiapkan banyak hasil riset guna menangkal kampanye hitam. Jika kami ikut bergabung, maka upaya itu akan lebih efektif," ujar Anifah, seraya menambahkan Malaysia juga telah menyiapkan bahan yang sama yang akan disatukan dengan yang disapkan Indonesia dalam waktu dekat. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru