Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Eagle High Plantations Siap Operasikan Pabrik di Papua

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 06 September 2017 - 11:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Eagle High Plantations Tbk (BWTP) segera mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang berlokasi di Kabupaten Keerom, Papua, awal tahun depan.

"Saat ini, proses pengerjaan pabrik baru dalam tahap penyelesaian. Pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat menampung produksi Tandan Buah Segar (TBS) milik perseroan yang diprediksi akan mulai berbuah tahun depan di daerah Papua," kata Sekretaris Perusahaan PT Eagle High Plantations, Satria Budi Wibawa, di Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Untuk tahap pertama, menurut Satria, pabrik yang dibangun ini memiliki kapasitas produksi 45 ton per jam. Namun ke depan, kapasitas produksi ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 90 ton per jam.

"Pembangunan pabrik tahap pertama merogoh kocek sekitar Rp 160 miliar. Kami targetkan sudah beroperasi pada semester pertama tahun depan," papar dia.

Bila PKS baru ini sudah beroperasi, lanjut Satria, dapat menyumbang produksi TBS dengan kapasitas produksi sebesar 270.000 ton per tahun.

"Selain itu, BWTP juga akan membangun tujuh hingga delapan pabrik kelapa sawit dalam lima tahun depan. Hal itu sejalan dengan makin banyaknya tanaman kelapa sawit di kebun perusahaan yang memasuki usia prima dan siap berproduksi," ujar Satri.

Untuk itu, BWTP sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,2 triliun. Rencananya pembangunan sejumlah PKS baru yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi masing-masing sebesar 45 ton sampai 60 ton per jam.

Dengan penambahan pabrik baru tersebut, perusahaan perkebunan ini yakin bisa mencetak pertumbuhan produksi sekitar 12%. Target ini sejalan dengan kinerja BWPT di semester satu lalu.

Saat ini, BWPT sudah memiliki tujuh pabrik yang telah berproduksi. Pabrik tersebut digunakan untuk mengolah produksi lahan perkebunan perusahaan dengan luas total 150.000 hektare (ha) areal tertanam, namun dari total lahan tersebut, baru separuhnya atau sekitar 75.000 ha yang sudah memasuki usia prima. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru