Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

APRI Kobar Kritisi Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Zirkon

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 21 September 2017 - 13:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Asosiasi Penambangan Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Kotawaringin Barat mengkritisi kerusakan lingkungan yang diakibatkan aktivitas pertambangan puya atau pasir zirkon.

Humas APRI Kobar Suri Samsuri menuturkan, lahan yang terkontaminasi air raksa atau merkuri (hydrargyrum) di bekas tambang zirkon sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Apalagi bila kolam galian bekas tambang puya sampai digunakan sebagai sumber air. Belum lagi saat musim hujan, air di lobang galian akan menyebar ke sekitarnya.

Bahaya merkuri salah satunya ialah keracunan kronis yang terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernapasan dengan zat kimia tersebut. Bila sudah demikian bisa menyebabkan toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan syaraf atau gingvitis.

"Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan. Dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian," sebut Suri, Kamis (21/9/2017).

Metode pemulihan areal yang terpapar merkuri bisa dengan rekonstruksi tanah, usaha penanaman vegetasi, strategi revegetasi, dan pemanfaatan areal bekas tambang.

"Saat ini bekas areal tambang tidak ada reklamasi sehingga lingkungan menjadi rusak dan dampaknya dirasakan masyarakat," pungkas dia. (KOKO SULISTYO/B-3)

Berita Terbaru