Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Turunnya Harga Ayam Malah Jadi Momok TPID

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 04 Oktober 2017 - 22:36 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Selama September hingga Oktober 2017, harga daging ayam ras turun pada level yang paling rendah. Saat ini harga daging ayam ras berkisar Rp23 ribu per kilogram.

Namun, turunnya harga daging ayam ras justru menjadi momok bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah.

Wakil Ketua TPID Kalteng Setian mengatakan, turunnya harga daging ayam ras tidak mengenakkan bagi semua pihak. Sebab begitu menemukan momentum naik harga ke level normal saja, sudah mengatrol angka inflasi begitu tinggi. Inilah yang dikhawatirkan TPID dalam menjaga kondisi inflasi daerah.

'Saat ini memang dalam kondisi cukup rendah. Begitu nanti permintaan pasar tinggi atas komoditas ini, langsung harga melejit dan berpotensi menjadi pemicu inflasi. Ini sulit dikendalikan,' kata Setian yang juga Deputi Bank Indonesia Perwakilan Kalteng kepada Borneonews, Rabu (4/10/2017).

Di tingkat petani, juga menghawatirkan. Karena ongkos produksi tinggi tetapi harga jual malah murah. Saat ini, lanjut dia, penurunan daging ayam ras menjadi pemicu deflasi, baik di Kota Palangka Raya maupun Kota Sampit (dua kota indikator inflasi bagi Kalteng). Rentangnya cukup jauh ketimbang harga normal yang berada di kisaran Rp28 ribu-Rp30 ribu per Kg.

Pada September 2017, Provinsi Kalteng mengalami inflasi minus atau deflasi yaitu -0,26%. Lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi -0,32%.

Inflasi dipicu oleh komoditas daging ayam dan bawang merah. Di Palangka Raya, penurunan harga daging ayam menyumbang deflasi 0,20% dan di Sampit lebih tinggi lagi yakni menyumbang 0,44%. Sedangkan untuk bawang merah, di Palangka Raya menyumbang -0,06% dan di Sampit -0,13%. (ROZIQIN/B-3)

Berita Terbaru