Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jika Tak Sepakat Jargon 'Dua Anak Lebih Baik' Pilih Slogan 'Hidup Berkualitas.'

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 12 Oktober 2017 - 19:20 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, dr. Surya Candra Surapaty, MPH., Phd, mengajak semua pihak dapat satu suara untuk sama-sama membangun sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas.

Sehingga, jika suatu daerah dinilai tidak cocok menerapkan program Keluarga Berencana (KB) dengan Jargon "Dua Anak Lebih Baik" karena melihat luasan teritori daerah masih tidak sebanding dengan jumlah penduduk, maka gunakanlah slogan "Hidup Berkualitas".

Hal tersebut seperti disampaikan Surya Candra Surapaty, saat mengisi ceramah umum di GPU Lantang Torang, Kamis (12/10/2017). "Tak setuju 'Dua Anak Lebih Baik' maka tak ada lagi alasan untuk tidak mendukung program KB yang sudah menjadi program nasional yakni slogan 'Hidup Berkualitas," ujarnya.

Slogan 'Hidup Berkualitas' secara teknis memang berbeda dengan program 'Dua Anak Lebih Baik'. Karena, kata dia, untuk program Hidup Berkualitas tersebut pilihan untuk memiliki jumlah buah hati lebih dari dua persatu wanita tidak menjadi masalah, dengan catatan perencanaan keluarga yang baik.

"Harus difahami dulu, semangat dari KB itu jangan dipandang sebagai cara pemerintah dalam membatasi kelahiran, melainkan mengatur kelahiran untuk mendapatkan generasi manusia indonesia berkualitas," jelasnya.

Artinya, sambung dia lagi, makna daripada slogan 'Hidup Berkualitas' itu harus diawali dengan perencanaan terencana, misalnya dengan mengatur waktu kelahiran, mengatur jarak kelahiran, mengatur kapan kelahiran yang pertama yang ideal menurut data.

"Menurut data, kelahiran pertama itu idealnya di usia si wanita atau isteri tidak kurang dari dua puluh satu tahun. Karena jika usia belum sampai itu secara biologis pun masih rentan dan belum matang. Untuk jarak kelahiran itu minimal antara tiga sampai tiga tahun, karena si ibu punya kewajiban untuk menyempurnakan pemberian ASI minimal dua tahun gar anak itu tumbuh sehat, cerdas dan kuat," bebernya.

Ia juga mengingatkan jangan sampai satu tahun satu anak, karena hasil penelitian mengatakan bahwa tidak akan berkualitas jika dalam satu rumah terdapat jumlah balita dua atau lebih, mengingat konsentarasi orang tua akan terpecah.

"Anak itu perlu 'Asah' berupa rangsangan pertumbuhan otaknya, 'Asih' berupa cinta kasih, serta 'Asuh' berupa gizi yang cukup selama seribu hari kehidupan pertama yang kini diistilahkan sebagai masa emas usia anak," dia menuturkan.

Selebihnya, Surya Candra berharap agar masyarakat Lamandau jangan terlena dengan masih sedikitnya jumlah penduduk dibanding luasan daerah sehingga menjadikan alasan untuk abai dengan program KB.

"Perlu diingat, jangat lihat masih sedikitnya penduduk sedangkan tanah di sini (Lamandau) masih luas sehingga abai akan program KB, tapi pemikirannya harus dibalik, buat apa penduduk banyak tapi tidak berkualitas Karena tuntutan bangsa saat ini adalah menjadikan program KB itu upaya untuk mewujudkan dan membangun manusia indonesia berkualitas," tukasnya. (HENDI NURFALAH/B-8)

Berita Terbaru