Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BKSDA Belum Putuskan Lokasi Pelepasliaran Buaya Sapit

  • Oleh Ramadani
  • 05 Desember 2017 - 22:00 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh - Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Muara Teweh, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Nizar Adhanandinanto, mengatakan bahwa pihaknya belum memutuskan pelepasliaran buaya sapit yang ditangkap warga Desa Butong, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara.

Nizar menyebutkan, menurut International Union and Conservation Nature (IUCN) buaya sapit atau senyulong masuk dalam kategari endangered atau genting rawan punah. 'Dan berdasarkan hasil diskusi kami dengan warga Desa Butong, buaya ini terpaksa kami evakuasi agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,' kata dia, Selasa (5/12/2017).

Ia melanjutkan, dalam rangka menjaga populasi dan upaya perlindungan, buaya sapit tersebut rencananya ditranslokasikan ke kawasan konservasi seperti taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa atau hutan lindung yang ada di Kalimantan Tengah.

'Untuk pemilihan lokasi belum kami putuskan. Karena perlu pertimbangan kelayakan lokasi. Seperti kawasan tersebut merupakan habitat buaya dan jauh dari permukiman warga. Jadi untuk sementara buaya tersebut kami titipkan di tempat rehabilitasi satwa di Yayasan Kalaweit Pararawen,' sebutnya.

Ia berharap, warga Butong atau desa lain yang berada di pinggir sungai, danau, dan rawa waspada dan jangan lengah terhadap kemunculan buaya. Meski pada prinsipnya buaya sapit tidak  menyerang manusia bila tidak diganggu.

'Biasanya buaya sapit ini hanya memakan ikan, kura-kura, serta kodok. Ke depannya bila sebagian warga melihat adanya kemunculan buaya agar segera menghubungi BKSDA atau instansi terkait lainnya seperti kepolisian dan TNI. Supaya dilakukan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya korban jiwa,' tegas Nizar. (RAMADANI/B-3)

Berita Terbaru