Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini yang Membuat Korban Penyerangan Satpam PT Mustika Sembuluh Emosi

  • Oleh Naco
  • 06 Maret 2018 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Santo, seorang korban penyerangan puluhan oknum satpam PT Mustika Sembuluh (Wilmar Group) emosi setelah Sapundu dan Sandung almarhum orangtua dan neneknya dirusak.  

"Siapa yang tidak emosi, mereka tiba-tiba datang sekitar 30 orang membawa tiga kendaraan, membawa senjata tajam mandau, samurai merusak rumah yang ditempati adik saya itu," kata Santo, saat di kantor DAD Kotim, Selasa (6/3/2018).

Tidak hanya itu, mobil satpam itu juga sempat menyenggol Sapundu serta menabrak Bukung. Termasuk sempat ada upaya mencabut Sapundu.

Meskipun sudah dilarang oleh Santo bersama adiknya Lukman dan Nurhadi, pihak satpam tidak peduli.

"Bahkan saat anggota Brimob menahan para satpam itu, mereka tampak tidak peduli, terus berupaya menyerang, terus terang saya sangat sakit hati karena itu Sandung orangtua saya mereka tidak peduli dengan kami yang bilang saat itu jangan mengganggu Sandung orangtua kami," tegas Santo.

Bagi Santo Sandung adalah hal yang sakral. Mengapa sampai dirusak. "Kalau menuduh keluarga kami ada melakukan pencurian sawit tidak seharusnya sampai merusak Sandung orangtua kami. Kami sekeluarga mengeluarkan biaya besar untuk menggelar acara Tiwah, tapi mereka rusak," Santo menyesalkan.

Harusnya, kata dia, jika ada masalah pihak perusahaan mempertanyakannya terlebih dahulu, jangan langsung menyerang.

"Tidak bicara apa-apa mereka langsung menyerang saja," tegasnya.

Santo mengatakan, sampai dimanapun pihaknya akan menuntut atas tindakan satpam perusahaan yang dinilai sudah melecehkan keluarga mereka tersebut.

Bahkan Santo beberapa malam selalu menangis jika ingat dengan tindakan para satpam terhadap Sandung orangtuanya itu.

Berita Terbaru