Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Guru di Desa, Bukan Guru Buangan!

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 02 Mei 2017 - 17:12 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Selain masalah kekurangan tenaga guru dari total kebutuhan yang ada, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lamandau juga masih berupaya melakukan pemerataan guru. Pasalnya, 70% guru justru menumpuk di perkotaan. Bahkan, ada kesan tidak sedap bahwa guru yang berdinas di pedesaan dianggap guru buangan.

Menanggapi hal itu, Kepala Disdikbud Lamandau Meigo dengan tegas menepis anggapan itu. "Anggapan itu (guru buangan) 100 persen tidak benar!" tegas Meigo saat ditemui Bornoenews di ruang kerjanya, Selasa (2/5/2017).

Ia menjelaskan penempangan guru di Kabupaten Lamandau yang saat ini belum merata dan menumpuk di perkotaan bukan karena ada 'anak emas' atau 'anak tiri.'

"Tidak lah, anggapan itu samasekali tidak benar, soal penempatan guru yang masih belum merata ini hanya masalah waktu saja, dan banyak faktor penyebabnya," kata dia.

Pada dasarnya, kata Meigo, semua penempatan guru disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pengajar. Meskipun ada faktor-faktor lain yang juga menjadi pertimbangan seperti tempat tinggal guru yang bersangkutan, dan juga keluarganya. Apalagi, semua guru yang bertugas telah membuat pernyataan untuk siap ditugaskan dimana saja.

Mantan Kepala Badan Kepegawaian dan Pelatihan Kabupaten Lamandau itu memastikan, dalam waktu dekat Disdikbud sendiri sudah melakukan langkah-langkah konkret dalam upaya mewujudkan pemerataan penempatan guru.

"Dalam waktu dekat ini kita segara lakukan pemetaan dan evaluasi kebutuhan guru untuk setiap wilayah yang ada, nanti setelah dilakukan pemetaan dan evaluasi maka hasilnya akan disampaikan ke pimpinan (Bupati) untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan," tukasnya. (HENDI NURFALAH/B-8)

Berita Terbaru