Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

LaNyalla: Bonus Demografi Harus Menjadi Kekuatan Bangsa

  • Oleh ANTARA
  • 26 September 2021 - 13:40 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan bonus demografi harus menjadi kekuatan bangsa.

LaNyalla mengatakan hal itu saat menjadi pembicara utama di acara Webinar Pemuda Bulan Bintang (Pelantang) yang mengangkat tema 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh; Era Baru Pemuda Tangguh', Sabtu.

"Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah bagaimana pemuda di negara itu pada hari ini," tutur Senator asal Jawa Timur itu dalam siaran persnya.

Menurut LaNyalla, kalimat tersebut menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu bangsa.

"Terlebih di masa yang akan datang, karena generasi muda lah yang kelak akan menjadi pemimpin, yang akan meneruskan estafet sejarah kehidupan, menggantikan para pemimpin yang ada sekarang," katanya.

Oleh karena itu, LaNyalla mengaku selalu berusaha meluangkan waktu untuk menghadiri undangan dari kelompok atau organisasi kepemudaan.

"Karena di sinilah sarana untuk memupuk kesadaran berbangsa dan bernegara, sekaligus ruang untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih baik," ujarnya.

Oleh karena itu, LaNyalla berharap kader-kader Pemuda Bulan Bintang menjadi para pemuda yang sulit dikalahkan atau kuat sekali.

"Tentu dalam arti yang luas yakni kuat karakternya, kuat kepribadiannya, kuat moral dan akhlaknya serta kuat ilmu pengetahuannya karena tidak lama lagi Indonesia akan memasuki era bonus demografi, dalam menyongsong 100 tahun Indonesia di tahun 2045," jelasnya.

Dia menambahkan, bonus demografi Indonesia ini menarik untuk dibicarakan karena bonus demografi tersebut seperti dua sisi mata uang.

"Di satu sisi adalah berkah atau peluang, tetapi di satu sisi bisa jadi musibah atau ancaman," tutur LaNyalla.

Seperti diketahui, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2040. Pada masa itu, penduduk usia produktif yang berusia 15 tahun hingga 40 tahun berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk dengan usia tidak produktif. Artinya, Indonesia akan didominasi oleh para pemuda.

Pertumbuhan penduduk usia produktif diprediksi oleh Bappenas, akan mencapai 64 persen dari total penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Puncaknya, angkatan kerja Indonesia mencapai 71 persen.

"Melimpahnya usia produktif bisa menjadi peluang, karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan, maka hal itu justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan sosial lainnya," tutur LaNyalla.

Berita Terbaru