Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Teringat Pada Keberanian Damang Batu

  • 02 Mei 2016 - 16:15 WIB

BORNEONEWS, Gunung Mas - Mei 1894 merupakan bulan keramat bagi Tanah Dayak, terutama yang ada di Kalimantan bagian Tengah.  Saat itu berlangsung perhelatan besar yang disebut Peristiwa Tumbang Anoi.

 Tumbang Anoi merupakan satu desa di pedalaman Hulu Sungai Kahayan. Peristiwa yang mirip musyawarah besar antara para Kepala Suku Dayak dan para penjajah Belanda untuk mengakhiri pertumpahan darah antarsuku.  Peristiwa bersejarah itu berlangsung antara Mei 1894 hingga Juli 1894.

Tokoh paling fenomenal kala itu adalah Demang Batu. Dia damang yang dengan gagah berani menyatakan diri sanggup menyelenggarakan perhelatan besar tersebut.

Selain memiliki tempat berupa rumah betang yang besar, juga sanggup menyediakan ratusan ekor sapi untuk disembelih menyambut tamu-tamu dari berbagai penjuru Kalimantan,  termasuk para residen Belanda di Kalimantan wilayah Barat, Timur dan Selatan. Dihadiri pula oleh para kontrolir dari Malawi, Tanah Dayak dan sebagainya.      

 Musim hujan

Mei 1894, perhelatan Tumbang dimulai. Musim hujan sedang berlangsung. Sungai-sungai banjir. Riam-riam sulit dilalui. Akibatnya para delegasi memakan waktu berhari-bari bahkan berminggu-minggu untuk mencapai Desa Tumbang Anoi.

April 2016, tim Pra-Ekspedisi Bukit Keminting menyambangi Desa Tumbang Anoi. Suasana sangat menegangkan. Karena puluhan mobil peserta terjebak pada jalan berlumpur. Dan untuk penyeberangan, dihadang arus deras sungai.

Rombongan tim pra-ekspedisi Bupati Gumas sampai Tumbang Marokoi dan beristirahat sejenak di rumah jabatan Camat Damang Batu, Main Janta . Rombongan juga menikmati santap siang yang telah disediakan.

Dari rumah Camat Damang Batu, rombongan melanjutkan perjalanan melintasi ruas jalan Tumbang Marokoi - Tumbang Anoi. Di sinilah rombongan dihadapkan pada kondisi jalan yang sulit. Para peserta terpaksa harus turun dari kendaraan karena terjebak dalam jalan tanah berlumpur. Malah salah  satu mobil yang ditumpangi sejumlah wartawan, mengalami kerusakan dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, sehingga rombongan wartawan itu harus berganti mobil. (*)

Oleh: EPRA SENTOSA

Berita Terbaru