Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Relawan CTP Hijaukan Kembali Kawasan Beguruh Dengan 9 Ribu Pohon

  • Oleh Wahyu Krida
  • 15 Mei 2016 - 20:23 WIB

BORNEONEWS- Beguruh:  Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang pernah terjadi di kawasan Beguruh Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) tahun 2015 lalu, tentunya tidak ingin terulang kembali. Walaupun banyak tanaman di kawasan beguruh yang lokasinya berada pinggiran hutan inti TNTP tersebut luluh lantak akibat kebakaran, justru memunculkan semangat baru untuk menjaga kelestarian hutan. 

Pasca turunnya hujan dan kebakaran berangsur padam sekitar akhir Oktober 2015, ratusan orang baik yang tergabung dalam komunitas maupun secara pribadi tergerak berpartisipasi melakukan penanaman kembali diarea bekas kebakaran hutan.

Berangkat dari semangat tersebut, kemudian dibentuk sebuah  komunitas relawan  Care for Tanjung Puting (CTP) 29 November 2015. Menurut Ketua CTP Aidi Syarifuddin hingga kini lebih dari 9 ribu bibit pohon yang berhasil ditanam  komunitas relawan yang memiliki sekretariat di Jalan Panglima Utar Gang Binaraga, Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). 

"Berdasarkan pengecekan dan pemantauan terhadap bibit pohon yang ditanam di kawasan Beguruh sejak November 2015 hingga Februari 2016, kami memperoleh beberapa kesimpulan. Menggunakan metode pengukuran acak, tinggi bibit pohon yang ditanam, meningkat sekitar 2 cm dalam kurun waktu tiga bulan pasca penanaman. Semoga total kawasan hutan yang terbakar bisa kembali menghijau kembali," jelas pemuda yang biasa di sapa dengan nama Ancis ini Minggu (15/5/2016).

Kemudian, lanjutnya, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan awal bulan Mei 2016, juga diperoleh data tingkat kematian pohon yang ditanam. 

"Untuk hal ini kita melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. dari Luasan 6 hektare tanaman pohon, tingkat kematian pohon sekitar 8 persen. Sehingga persentase tanaman yang mampu bertahan hidup di atas 90 persen. Lebih tinggi dari target tingkat keberhasilan yang kami perkirakan sekitar 75 persen," jelasnya.

Ia memperkirakan terdapat beberapa faktor yang dianggap mengakibatkan matinya bibit pohon. "Kami perkirakan bibit mengalami stress saat proses pemindahan dari lokasi persemaian ke lokasi penanaman atau mungkin ada faktor lain yang masih belum kami ketahui. Perawatan pohon akan dilakukan selama 4 kali dalam 1 tahun, dengan jangka waktu 3 bulan sekali.," ujarnya.

Selain itu, lanjut Ancis, upaya konservasi yang dilakukan ini juga mendapatkan berbagai bantuan dan dukungan dari dalam dan luar negeri. "Bentuknya beragam. ada yang menyumbangkan bibit tanaman endemik kawasan Beguruh, ada pula yang menyumbangkan peralatan pemadam api sebagai persiapan kondisi terburuk. Walau demikian, kita selalu berharap agar bencana karhutla tidak pernah terjadi lagi," pungkasnya. ( YD/*)

Berita Terbaru