Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BPBD Kotim Rilis 24 Titik Banjir, Masyarakat: Ini Banjir Terparah di Sampit

  • Oleh Dewi Patmalasari
  • 01 Mei 2024 - 20:41 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Masyarakat ramai-ramai serukan banjir kali ini yang paling parah yang terjadi di Kota Sampit karena muka air semakin seiring hujan yang terus mengguyur.

"Ini banjir terparah yang pernah kami alami. Di sini memang langganan banjir tetapi tidak pernah sampai masuk Musalla kali ini terendam. Basah kuyup semua karpet musalla," kata Purwanto salah satu warga di Jalan Anggur III, Rabu, 1 Mei 2024.

Keluhan serupa dirasakan warga di sepanjang Jalan Sampurna, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Banjir hingga masuk ke rumah warga memaksa mereka mengungsi ke rumah keluarga yang lebih tinggi.

Sepanjang Jalan Sampurna tersebut memang menjadi langganan banjir. Posisinya yang rendah membuat air dari berbagai wilayah turun ke sungai Pamuatan yang berada di perbatasan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan Kecamatan Baamang.

Selain itu, pasang surut sungai Mentaya membuat muka air banjir semakin tinggi. Parahnya banjir di Jalan Sampurna tersebut terpantau di SDN 3 Sawahan.

Sekolah tersebut pernah ditinggikan pada tahun 2012 agar terhindar dari banjir. Selama belasan tahun pascaditinggikan, banjir hanya menggenang di akses jalan masuk sekolah. 

"Kali ini tinggi sampai ke halaman dan 8 ruangan di sekolah kami tergenang banjir. Menurut guru yang sudah 15 tahun mengajar di sini, kali ini yang terparah," kata Kepala Sekolah SDN 3 Sawahan Libral. 

Ia menduga, selain hujan yang terus menerus mengguyur dan pasangnya sungai Mentaya aliran sungai pamuatan yang berada di belakang sekolah tersebut tidak lancar karena banyaknya tumbuhan. Banjir pun terpantau lambat surut karena hujan mengguyur setiap hari.

Banjir juga terpantau di Perumahan Graha Pramuka. Akses masuk perumahan tersebut bak kubagan air. Kendaraan pun enggan melintas karena takut mogok akibat mesin terendam banjir. Air uga sempat menggenangi rumah-rumah warga.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim terus memantau banjir di wilayah perkotaan. Tim reaksi cepat terpantau berkeliling membawa perahu karet siap membantu warga yang memerlukan evakuasi baik harta benda maupun orang.

Berita Terbaru