Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Karhutla Mulai Terjadi di Sukamara

  • Oleh Norhasanah
  • 01 Agustus 2016 - 14:50 WIB

BORNEONEWS, Sukamara - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai terjadi di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Seperti di Jalan M Saleh RT 01 RW 01, Kelurahan Padang, Minggu (31/7/2016), pukul 15.45 WIB. Sepertinya, imbauan dan peringatan pemerintah, dan aparat keamanan tentang pentingnya kewaspadaan atas terjadi Karhutla, tidak dipatuhi.

"Upaya pemadaman selain dilakukan oleh Damkar Sukamara juga dibantu beberapa pihak lainnya. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 16.30 WIB,' kata seorang petugas Damkar Sukamara, Senin (1/8/2016).

Menurutnya, upaya pemadaman yang dilakukan saat terjadi kebakaran lahan diwilayah tersebut adalah lokasi kebakaran yang cukup jauh dari jalan besar sehingga petugas cukup kesulitan untuk mendekati titik api. 'Karena lokasinya yang cukup jauh dari jalan besar sehingga petugas kesulitan untuk mendekat, terpaksa upaya pemadaman dibantu secara manual,' ucapnya.

Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Sukamara menyebutkan, hingga saat ini sejumlah kebakaran yang terjadi tidak terbaca melalui satelit NOAA, namun upaya pemadaman oleh Tim Serbu Api (TSA) tetap disiagakan.  

'Kebakaran lahan yang terjadi saat ini memang belum terbaca oleh satelit NOAA, namun upaya yang dilakukan TSA tetap dilakukan sesuai kemampuan yang ada,' kata Sekretaris Dinas Hutbun Sukamara, Sutiyono.

Meski demikian, Sutiyono mengatakan bahwa apabila dibandingkan tahun 2015 lalu jumlah Karhutla tahun ini memang terjadi penurunan. Berdasarkan data dari satelit NOAA pada Juli 2016 ini belum terbaca adanya titik panas (hotspot), sementara Juli 2015 jumlah hotspot sudah terbaca sebanyak 19 titik.

'Artinya dari perbandingan tersebut jumlah kasus Karhutla berdasarkan satelit NOAA pada 2016 ini terjadi penurunan, dan memang saat ini masih musim kemarau basah,' kata Sutiyono.

Kemungkinan menurunnya jumlah titik panas ini, bisaa diakibatkan karena musim kemarau saat ini masih bersifat kemarau basah sehingga faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran juga masih belum  banyak. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan juga semakin meningkat, salah satunya dengan program sosialisasi tentang peraturan dan bentuk sanksi yang diberikan apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Karena itu, sebagian masyarakat sudah paham dan tidak lagi melakukan pembakaran lahan. (NORHASANAH/N).

Berita Terbaru