Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sampit Alami Deflasi Pada September 2016 karena Harga Bahan Makanan Turun

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 06 Oktober 2016 - 08:10 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Turunnya harga pada kelompok bahan makanan di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), membuat daerah ini mengalami deflasi 0,46%, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,90%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sampit Hery mengungkapkan, pada September 2016 ada penurunan indeks harga pada dua kelompok pengeluaran, yakni bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi, serta olahraga.

'Untuk deflasi paling besar terjadi pada kelompok makanan yang mencapai 1,98%. Sedangkan pendidikan, rekreasi, dan olahraga hanya 0,06% saja,' ujar Hery, Rabu (5/10/2016).

Meskipun mengalami deflasi, namun masih ada lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan. Walaupun begitu, total deflasi tetap lebih tinggi dibanding inflasi dari lima kelompok pengeluaran.

Untuk lima kelompok yang mengalami inflasi tersebut yakni kesehatan 0,55%, transpor komunikasi dan jasa keuangan 0,28%. Kelompok sandang 0,14. Kelompok perumahan , serta air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,08%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02%.

'Adanya infalsi pada kelompok pengeluaran tidak mempengaruhi deflasi di Kota Sampit ini, karena total deflasi masih tinggi,' ungkap Hery.

Sedangkan untuk komoditas yang memiliki andil deflasi tertinggi adalah ikan tongkol, daging ayam ras, ikan selar, kacang panjang, dan gula pasir. Sementara untuk komuditas yang mengalami kenaikan harga adalah jeruk, cabai rawait, pulsa telepon genggam, donat, dan rokok kretek filter.

Dengan adanya hal itu, Hery berharap tingkat ekonomi di Kotim tetap stabil. Sedangkan untuk perhitungan inflasi dan deflasi tidak bisa diperkirakan karena harus melihat tren harga kebutuhan yang ada di daerah ini. (M HAMIM/m) 

Berita Terbaru