Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

LBS Langkah Edukasi dan Sosialisasi Pentingnya ASI

  • 22 Oktober 2016 - 15:43 WIB

BORNEONEWS, Kapuas - Lomba Bayi Sehat bagian dari edukasi, dan sosialisasi kepada para orang tua, agar menyusui anaknya dengan ASI. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kapuas, Ary Egahni Ben Bahat menghadiri Acara Lomba Balita Sehat Tingkat Kabupaten Kapuas 2016 sekaligus memberikan hadiah lomba bagi para pemenang, di Citimall Kuala Kapuas, Kamis (20/10/2016) siang.

Sebanyak 26 UPT Puskesmas di wilayah Kabupaten Kapuas mengirimkan bayi dan balita untuk mengikuti lomba tersebut. Dengan kategori, bayi umur 6 bulan sampai 23 bulan berjumlah 23 peserta dari 22 Puskesmas dan kategori balita umur 2 tahun sampai 5 tahun ada 17 peserta dari 17 Puskesmas.

Untuk kelompok umur 6 ' 23 bulan, juara pertama diraih oleh Ayu Lestari berasal dari Sei Tatas, Kecamatan Pulau Petak, juara kedua diraih oleh Gerhana Putra berasal dari Pujon Kecamatan Pasak Talawang dan juara ketiga diraih oleh Rahmad Malik dari Mandumai, Kapuas Barat.

Sedangkan, kelompok umur 2 ' 5 tahun, juara pertama diraih oleh Hanif Riduan dari Lamunti, juara kedua diraih oleh Khadijah Tul Kubra dari Basarang dan juara ketiga diraih oleh Frista Melianada dari Tamban Catur.

Khusus bagi juara pertama pada kedua kelompok umur akan mewakili Kabupaten Kapuas dalam Lomba Balita Sehat Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, November 2016 bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.

Ary Egahni dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk mengedukasi semua orang tua terutama kaum ibu, karena menurutnya secara naluri ketika baru dilahirkan seorang bayi untuk pertama kali cari puting payudara ibunya. 'Berarti hukumnya yang pertama adalah seorang ibu terlebih dahulu harus menjadi ibu yang hebat baru anaknya pun sehat,' katanya.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan, kegiatan LBS sebagai langkah edukasi dan mensosialisasian seluruh orang tua baik ibu dan ayah yang memiliki bayi atau balita, karena anak umur 0 sampai 6 tahun bahkan pada saat dibentuk dalam kandungan itulah usia keemasan seorang anak. 'Bagaimana anak ini mau jadi apa ke depannya yang terutama orang tua harus menjadi contoh dan teladan di usia keemasan seorang anak,' ungkapnya.

Kemudian, ia menerangkan, kegiatan tersebut juga bertujuan bagi semua pihak untuk mengajari generasi berikutnya apabila memiliki bayi dan balita agar dapat dapat memahami konsep diri untuk menjadi ibu yang baik. Untuk itu ia menjelaskan, ASI eksklusif minimal harus dijalankan selama 6 bulan.

'Anak saya yang pertama meminum ASI selama dua tahun satu bulan, tetapi anak saya yang kedua hanya bertahan 4 bulan. Yang terjadi adalah anak yang pertama memiliki daya tahan tubuh jauh lebih baik dibandingkan anak saya yang kedua,' jelasnya.

Oleh karena itu, ia menekankan, ASI adalah anugerah Tuhan yang harus tetap dipertahankan dan bagi seorang ibu wajib hukumnya untuk menyusui anaknya. Selain itu, terkait dengan stanting, ia mengatakan bukan hanya tugas dari Dinas Kesehatan tetapi tugas orang tua dan semua masyarakat serta Kader Posyandu. Untuk itu, ia berharap seorang ibu bisa menjadi duta bagaimana mencetak bayi dan balita yang sehat, karena menjadi cerdas modalnya harus sehat terlebih dahulu. 'Bagaimana mau menjadi sehat dan berprestasu kalau gizinya buruk,' tekannya.

Ia berpesan kepada seluruh orang tua bayi dan balita, ketika pulang dari kegiatan lomba agar bisa menyampaikan ilmu pengetahuan yang didapat selama kegiatan lomba. Untuk yang menjadi juara ia berharap dapat menjadi contoh dan mengedukasi serta memotivasi orang-orang terdekat dan sekitar bagaimana mencetak bayi dan balita yang sehat.

'Yang belum menjadi juara, biarlah ini menjadi ajang silahturahmi dan menjadi ajang ibu-ibu untuk membuka wawasan, berbagi pengalaman dan ketika pulang ibu-ibu tahu memberikan gizi yang baik bagi anak-anak untuk perkembangan pertumbuhan mereka,' pesan Ary.

Sebelumnya, ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekertaris Dinas Kesehatan Apendi SKM mengatakan gizi balita masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang perlu penanganan serius. Sebanyak 9,2 juta dari 24,5 juta anak di bawah lima tahun di Indonesia 37 Persen mengalami Stanting.

'Di Kalimantan Tengah persentase anak balita yang mengalami stanting adalah 39,6 Persen sesuai RISKESDAS Tahun 2013,' terangnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, dengan adanya Lomba Balita Sehat dapat semakin memotivasi semua pihak untuk memberikan perhatian lebih besar kepada ibu dan balita mulai dari masa persiapan sebelum kehamilan sampai pasca persalinan.

Demikian juga dalam peningkatan kesehatan bayi dan balita hendaknya disadari bahwa perawatan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan tanggung jawab bersama guna menciptkan generasi penerus bangsa yang sehat, pintar dan berkualitas. (DJEMMY NAPOLEON/N).

Berita Terbaru