Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dosen STIE Sampit Jadi Korban Hipnotis, Motor Vario Raib

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 17 November 2016 - 19:35 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Seorang Dosen STIE Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Siswanto (51) menjadi korban hipnotis atau gendam. Alhasil sepeda motor Honda Vario kesayangannya dibawa kabur pelaku. Aksi gendam tersebut terjadi, Senin (14/11/2016), sekitar pukul 12.00 WIB, di depan rumah Siswanto, di Jalan Mendomai, Kelurahan Baamang Hilir, Kecamatan Baamang. 

"Sewaktu pulang dari ngajar di kampus, saya kedatangan seorang laki-laki yang menepuk punggung saya, hingga saya tidak sadar memberikan kunci motor," ujar Siswanto saat ditemui Borneonews, Kamis (17/11/2016) siang. 

Dalam kejadian itu, pelaku mengaku bernama Even, dan kedatangannya guna meminjam motor korban, yang ingin digunakan menjemput sang istri di Gg Sari Bumi, Kecamatan Baamang. Hal itupun diiyakan Siswanto, karena tidak sadar telah menjadi korban gendam. 

Siswanto menceritakan, ketika hendak mengajar sekitar pukul 07.00 WIB  datang seorang laki-laki bersama istri dan anaknya, dan mengatakan ingin bertemu korban. Namun hal itu ditolaknya, karena buru-buru ingin mengajar di kampus, dan hanya meninggalkan nomor telepon genggam. 

Setelah itu, pukul 11.00 WIB, pelaku kembali mengirimkan pesan singkat dengan isi, "Pak saya yang tadi pagi, nama saya Even." Mendapatkan pesan itu, korban kembali bingung, namun tidak menghiraukannya. 

Ketika dia pulang ke rumah, pukul 12.00 WIB, laki-laki itu kembali datang, dan langsung menepuk punggung korban yang sedang mengangkat telepon. Setelah ditepuk, mereka mengobrol di dalam rumah. Dalam obrolan tersebut, korban ingat pelaku bercerita, ayahnya saat itu meninggal dunia, dan ingin meminjam motor Siswanto. Korban yang tidak sadar langsung saja memberikan kunci. 

Setelah shalat Asar sekitar pukul 14.30 WIB, dia baru menyadari aksi yang dilakukan tersangka. Hal itupun membuatnya sedih dan bingung hendak berbuat apa. Apalagi nomor telepon yang diberikan pelaku kepadanya sudah tidak aktif.  Hingga pada akhirnya dia disarankan temannya melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian. 

"Setelah sadar saya melaporkan kejadian itu ke Polsek Baamang, dan aparat mengatakan bahwa pelaku sudah dikenal, karena dia baru saja keluar dari penjara atas kasus penggelapan," ungkap Siswanto. 

Saat ini korban berharap agar pelaku bisa secepatnya ditangkap. Karena motor tersebut sangat disayanginya, dan itu adalah kendaraan satu-satunya yang dimiliki. (M. HAMIM/N).

Berita Terbaru