Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Banjir Masih Menggenangi Ratusan Rumah Warga Kotim

  • Oleh Rafiuddin
  • 18 November 2016 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Banjir masih menggenangi ratusan rumah warga di Desa Pantai Harapan dan Desa Ubar Mandiri, Kecamatan Cempoaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Meski begitu, ketinggian air sudah menurun dibanding Kamis (17/11/2016).

'Yang pasti rumah masih tergenang, walaupun turun tapi tidak banyak karena di sana masih turun hujan,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Sutoyo, di Sampit, Jumat (18/11/2016).

Sebanyak 40 rumah di RT 4, Desa Pantai Harapan juga masih terisolir. Sebab jembatan penghubung masih terendam air sekitar setengah meter. Meski demikian warga setempat tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

'40 rumah yang terisolir kemarin (Kamis, 17/11) masih terisolir karena air masih tinggi. Tapi mereka bisa beraktivitas seperti biasa. Masih bisa menggunakan sampan dan perahu. Bagi mereka disana sudah biasa karena banjir sering melanda,' ujar Sutoyo.

Menurut Sutoyo, banjir yang menggenangi Desa Pantai harapan dan Ubar Mandiri tersebut merupakan banjir tahunan. Setiap tahun warga disana terus dilanda banjir sehingga warga tidak kaget. Hanya saja dia mengaku warga tetap waspada, antisipasi banjir lebih besar dan jangan sampai ada korban jiwa dan harta.

'Sampai sekarang laporan RT, kepala desa dan camat. Hasil pengecekan kami dilapangan juga tidak ada korban jiwa dan harta benda. Bahkan saat kami cek lapagan tidak ada warga yang sakit,' kata Sutoyo.

Meski Jumat (18/11) merupakan hari kedua warga di dua desa itu terkena musibah banjir. Namun dia mengaku, belum membutuhkan bantuan dari pemerintah atau belum bisa dibantu melalui APBD. Baik bantuan berupa makanan maupun obat-obatan.

Sebab, suatu bencana baru bisa dianggarkan bantuan harus memenuhi beberapa unsur, seperti aktivitas warga lumpuh total yang mengakibatkan mereka tidak bisa bekerja. Adanya korban jiwa dan korban harta benda.

'Standar minimal 100 kepala keluarga baru bisa dibantu atau sudah ada korban jiwa. Masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi walaupun tidak sampai 100 kk, misalnya hanya 15 rumah tapi lumpuh total, tidak bisa berobat, tidak bisa bekerja dan lainnya itu sudah bisa dibantu,' kata Sutoyo.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan Bandara Haji Asan Sampit, 18-19 November. Mengimbau kepada masyarakat Kotim untuk mewaspadai hujan ringan yang disertai petir. Kecapatan angina 5-15 kilometer per jam. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru