Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Gugah Keindonesiaan Kita: 'Ingin Sekali Kita Menjerit..!!'

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 30 November 2016 - 14:33 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Ada pemandangan yang tampak berbeda pada pelaksanaan Apel bertajuk Nusantara Bersatu yang digelar Pemkab Lamandau, pada Rabu (30/11/2016).

Di antaranya, properti ikat kepala dengan simbol dwi warna yang melambangkan bendera Republik Indonesia terlihat dikenakan ratusan para peserta apel.

Dalam rangkaiannya pula, dikumandangkan juga mars-mars tentang semangat perjuangan, bela negara dan semangat kebangsaan, yang memang selama ini sudah sangat jarang terdengar.

Yang menarik daripada itu, adapula pembacaan puisi. Momen yang satu ini tampaknya menjadi salahsatu momen yang sangat emosional pada gelaran apel yang berlangsung di Pelataran Kantor Bupati Lamandau, Komplek Perkantoran Bukit Hibul, Nanga Bulik, itu.

Betapa tidak, selama pembacaan puisi berlangsung, sontak ratusan peserta apel dari seluruh kalangan yang hadir kala itu bergumam seketika, semuanya tampak merenungi setiap kata-kata puisi berjuta makna yang dibacakan dengan lantang, penuh penghayatan dan ekspresif.

Dari dua puisi yang dibacakan, puisi pertama berjudul "Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita Bersama". Puisi itu dibacakan oleh Pebruwela, siswi dari SMAN 3 Bulik yang saat ini masih duduk di bangku kelas XII IPA. Dirinya juga yang tahun ini didaulat menjadi pembaca puisi terbaik IV tingkat Provinsi Kalteng.

Suaranya lantang, disampaikan penuh keyakinan, terlebih lagi kata-kata puisi yang dibacakan mengandung aneka makna, selain mengingatkan kondisi bangsa yang berada diujung tanduk perpecahan, hingga ajakan untuk melecut semangat kebangsaan, semangat persatuan dalam menangkis segala potensi yang mengancam keutuhan bangsa.

Siswi berusia 18 tahun itu juga tampaknya cukup berhasil menyampaikan pesan puisi yang dibacanya, semua peserta seolah bergemetar, merinding dan tersentuh jiwanya, apalagi dikala dirinya membacakan penggalan puisi pada alinea ke-empat dan alinea ke-lima, yang dibacakan dengan suara melengking.

Tak ayal, setelah itu, tepatnya selepas membaca kalimat puisi di bait terakhir yang menyerukan ajakan untuk bangkit dan merapatkan barisan demi memperkokoh keutuhan bangsa, para peserta spontan bergemuruh, dan bersorak tepuk tengan, takjub dan tampak tersadarkan. Ini penggalan puisi tersebut. 

Ingin Sekali Kita Menjerit..

Kala Hati Tak Sanggup Berucap

Moral Bangsa Telah Hancurkan Tata Kehidupan

Jiwa Pancasila Hanya Sebagai Makna Yang Teracuhkan

Apalah Arti Indonesia Sekarang

Tercemar danKotor Akibat Ulah-ulah Yanng Tak Bertanggungjawab

Bangsa Ini Kian Terpuruk

Ibu Pertiwi Kian Meratap...

Sementara itu, dibincangi usai apel, Pebruwela mengaku pengalaman membaca puisi dengan suasana seperti apel Nusantara Bersatu kala itu merupakan pengalam pertama yang dirinya lalui.

"Ini pengalaman pertama, momentumnya luar biasa, awalnya saya tidak yakin dan kurang pede (percaya diri) akan mampu dan berhasil membaca puisi yang luar biasa ini, apalagi saya baru ditunjuk untuk membawakan puisi ini sehari sebelum hari-H. Tapi sekarang, pada akhirnya saya sangat senang luar biasa, ini pengalaman luar biasa," katanya.

Selebihnya, melihat suasana di saat dirinya membacakan puisi yang dinilai sangat berhasil menyampaikan pesan di dalamnya, pelajar yang akrab disapa Wela tersebut mengku sangat puas. Dirinyapun berharap agar poin yang terkandung dalam puisi yang dibacakannya itu dapat bermanfaat bagi semua pihak.

"Harapan saya sama dengan isi puisinya, antara lain semua pihak, kita bersama harus bersatu untuk mencegah segala potensi yang akan menyebabkan tercerai-berainya keindonesiaan kita," tukasnya.

Seperti diketahui, untuk puisi yang ke-dua kala itu dibacakan oleh Kakan Bugana, siswa kelas XI jurusan IPA yang kini mengampu pendidikan di SMAN 3 Bulik. (HENDI  NURFALAH*)

Berita Terbaru