Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Beli Bulog masih Lebih Kecil dari Harga Jual Petani Lokal

  • 06 Februari 2017 - 22:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Pangkalan Bun masih enggan membeli beras dari petani Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan sekitarnya.

Kepala Bulog Sub Divre Pangkalan Bun, M Soleh berdalih kualitas beras petani lokal sangat rendah. Selain itu, sebagian besar petani meminta harga lebih tinggi dibanding Harga Pokok Pembelian (HPP) dari pemerintah.

Soleh menjelaskan, pihaknya memiliki standar ukuran untuk menetukan beras lokal dapat diterima atau tidak oleh Bulog. "Kadar air harus 14%, menir itu 2%, dan broken (patahan) itu juga hanya boleh maksimal 20%. Dalam hal ini tidak seluruh beras lokal dapat kita terima," terang Soleh saat dibincangi Borneonews, Senin (6/2/2017).

Sementara, pada 2017 ini pihaknya menetapkan HPP sebesar Rp7.300 per kilogram. Di lain pihak, petani di Kobar, Lamandau, dan Sukamara mematok harga jual Rp9.500 hingga Rp10 ribu per kilogram. "Kalau kita paksakan beli siapa yang mau nombok kekurangannya, sementara pemerintah sudah memiliki harga terendah dalam pembelian," kilahnya.

Meski demikian, lanjut Soleh, pihaknya meyakini bahwa kondisi ini tidak terlalu berpengaruh bagi penyaluran Program Raskin yang dilakukan Bulog Sub Divre Pangkalan Bun. Sebab, Bulog pusat selalu membantu ketersediaan beras, sebagian besar beras tersebut merupakan beras (moving) dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi dan sejumlah daerah lain yang mengalami surplus.

Disebutkan Soleh, saat ini stok Bulog masih aman hingga empat bulan kedepan. "Kebutuhan warga di kobar sekitar 44 ton beras setiap bulan, sementara di gudang masih ada 174 ton," bebernya. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-10)

Berita Terbaru