Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

GAPKI Minta Standardisasi Biaya Sertifikasi Lahan Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 17 Maret 2017 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sertifikasi bagi lahan dan produk sawit kini menjadi faktor penting agar komoditas andalan nasional ini dapat dengan mudah masuk ke pasar global.

Untuk itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta pemerintah membuat regulasi yang mengatur standarisasi biaya pengurusan sertifikat lahan agar terjangkau oleh pekebun.

"Saat ini, luas lahan sawit milik pekebun mencapai 3,8 juta hektare (ha) atau 41% dari total luas kebun kelapa sawit nasional, yaitu 11,3 juta ha," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, kepada pers di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Permasalahan legalitas lahan kebun sawit pekebun plasma, menurut Fadhil, menjadi penghambat utama bagi penyaluran pendanaan dari perbankan nasional. Padahal, dukungan dari perbankan mutlak diperlukan untuk membantu pengelolaan dan peremajaan lahan yang dimiliki pekebun plasma.

"Selain lahan, yang juga perlu menjadi perhatian adalah pemenuhan kebutuhan pekebun plasma selama masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Diperlukan penyesuaian undang-undang terkait program pembiayaan secara Lex Spesialis untuk komoditas kelapa sawit sebagai komoditas strategis negara, seperti halnya migas," papar dia.

Sedangkan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang M.M., mengatakan bahwa kelembagaan pekebun merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mencapai kemitraan yang saling menguntungkan.

"Peningkatan produksi dan produktivitas untuk menghindari kehilangan potensi pendapatan pekebun melalui peremajaan dan intensifikasi tanaman, serta inovasi teknologi perkelapasawitan," ujar Bambang.

Industri perkebunan kelapa sawit nasional memiliki potensi yang sangat besar. Berdasarkan data GAPKI, tahun lalu produksi CPO nasional mencapai 31,5 juta ton dan PKO sebesar 3 juta ton, sehingga total keseluruhan produksi minyak sawit Indonesia adalah 34,5 juta ton. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru