Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Fenomena Penculikan Om-om Tajir Juga Melanda Palangka Raya

  • Oleh bella rhomadani
  • 27 Maret 2017 - 07:18 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Tuntutan ekonomi, dan gaya hidup membuat fenomena 'penculikan om-om tajir' yang menjadi perbincangan hangat di media sosial, sejak lama melanda Kalimantan Tengah. Setidaknya, Kota Palangka Raya. Inilah kehidupan perempuan muda, tidak sedikit mahasiswi, cantik, yang menjadi 'peliharaan' pria kaya.

Bella Rhomadani, wartawan Palangka Post, mewawancarai TA (21), seorang mahasiswi di Kota Cantik, yang menikmati kehidupan sebagai perempuan peliharaan om-om mapan. Ia mengaku terdesak kebutuhan ekonomi untuk membiayai kehidupan hedonis, yang dilakoninya.

TA menuturkan, tiga tahun lalu, dia memulai kehidupan glamor dengan menemani om-om kaya. Mulai dari yang bekerja di perkebunan kelapa sawit, pertambangan, bahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah dia rasakan.Berkat pergaulannya dengan pria-pria hidung belang itu, ia kini bisa memenuhi gaya hidup hedonisme, lumayan berkecukupan, bisa memiliki pakaian bermerek, tas, sepatu, gadget terbaru. Termasuk makan-minum di resto mahal.

"Tidak bisa dipungkiri memang, om-om itu cenderung royal dan banyak uangnya. Jujur saja, tidak melulu saya yang mendekati, terkadang om-om itu juga merayu-rayu duluan untuk ditemani," tutur polos perempuan berpakaian seksi, yang ditemui di sebuah cafe, Sabtu (25/3/2017) malam.

Sebelumnya, TA hanyalah remaja, perempuan muda yang merantau dari salah satu kabupaten di DAS Barito, menuju Kota Palangka Raya. Ia hanya tinggal di sebuah barak dengan biaya sewa per bulan Rp 400 ribu. Namun, setelah menjadi gandengan om-om kaya, kehidupannya berbanding terbalik.

"Ini sudah bukan rahasia lagi kan bang. Sekarang saya mendapat fasilitas lebih dari om-om. Contohnya tempat tinggal di wisma mewah, kendaraan, uang jajan. Pokoknya kebutuhan hidup terpenuhi. Biasanya om-om chatingan, cenderung ngajakin karaoke, lalu ... (TA terdiam sejenak) diajakin... itulah bang. Tidak usah saya jelaskan lagi," ungkapnya.

Meski menimati kehidupannya saat ini, TA mengaku terkadang terbersit keinginan untuk menjalani kehidupan normal; menjadi perempuan baik-baik, menyelesaikan kuliah secepatnya, lalu mencari kerja. Setelah itu, menunggu ada pangeran kaya nan baik hati datang melamar. Setelah itu, membina rumah tangga Samawa, berisi anak-anak shaleh dan sholeha. "Siapa sih yang tidak mau hidup normal"

Namun, perempuan cantik itu, selalu terjebak, kembali dalam kehidupan palsu, seolah bahagia, tetapi hatinya kosong. Tuntutan ekonomi dan gengsi, karena banyak teman sebayanya juga melakukan hal yang sama; menjadi peliharaan om-om tajir, demi gaya hidup. Karena itu, perempuan asal DAS Barito itu kembali tenggelam dalam lumpur kehidupan semu.

"Kalau niat untuk berhenti pasti ada, cuma, ya karena desakan ekonomi mau gimana lagi. Sekarang cari uang susah. Jadi, selagi ada jalan pintas ya jalanin aja. Kalau tipe lelaki idaman saya ya yang seumuran," tandasnya.

Sementara itu Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli, melalui Kasat Intelkam, AKP Budi Nugroho menjelaskan, fonomena 'Penculikan om-om' di wilayah hukum Polres Palangka Raya bisa dikatakan sudah ada sejak lama. Namun, karena mencuat di media sosial akhir-akhir ini, membuat fenomena itu semakin kasat mata.

"Bisa saja ada dan terjadi di Kota ini. Terlebih banyak faktor yang mendukung. Seperti semakin banyaknya tempat hiburan dan gaya hidup. Lalu, pergaulan remaja kian bebas dan tidak terkendali. Himbauan saya, ya pertebal iman dan taqwa kepada Tuhan saja," jelas AKP Budi Nugroho kepada Palangka Post, Minggu (26/3/2017). (BELLA RHOMADANI/PPOST/N).

Berita Terbaru