Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pangantuhu, Pusaka Dayak Badjajoe Penjaga Kampung Mangkatip (2)

  • Oleh Uriutu
  • 01 April 2017 - 13:48 WIB

BORNEONEWS, Buntok - Di Kelurahan Mangkatip, Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan, terdapat pusaka leluhur yang diwariskan oleh tetuha suku Dayak Badjajoe Mangkatip.

Juru Kunci Duyan Lihun (88 tahun) menceritakan, benda pusaka tersebut ditemukan oleh orang yang sedang menjala ikan di daerah Tanjung Paku di hulu Jenamas. Pada saat nelayan ini sedang menjala, dia mendengar suara tangisan anak kecil. Saat itulah dia menghentikan aktivitasnya dan mencari sumber tangisan itu.

Lantaran pencarian tidak membuahkan hasil maka dia menetapkan hati untuk pulang ke rumahnya di kampung Mangkatip. Di kampung itulah dia lantas mengisahkan pengalamannya yang aneh saat menjala di hulu Jenamas kepada saudara-saudaranya.

Keesok harinya, lelaki ini kembali lagi menjala ke tempat yang sama dengan ditemani tiga saudaranya. Dengan mengayuh jukung mereka berempat menuju ke tempat menjala ikan.

Begitu sampai ke tujuan, saat itu juga langsung terdengar suara tangisan anak kecil. Karena arah tangisan mampu dideteksi dengan baik maka mereka langsung menuju ke arah sumber suara, apa yang terjadi. Ternyata suara tangisan itu berasal dari sampung jukung yang berada di bawah pohon kapuk jangkang.

Menurut kisah, pohon kapuk tempat ditemukannya kepala perahu tersebut masih hidup sampai sekarang di tengah kampung. Selepas itu mereka berempat pulang ke kampung Mangkatip.

Malam harinya salah satu dari keempat bersaudara itu bermimpi. Di dalam tidurnya dia didatangi oleh roh gaib yang mendiami kepala perahu yang mereka dapati.. Roh itu pun bercerita.

"Aku adalah kepala perahu berkeinginan untuk ikut menetap di kampung Mangkatip agar aku bisa memelihara kampung karena aku merasa kasihan dengan kalian yang hidup di kampung itu. Oleh karena itu buatlah untukku rumah khusus sebagai tempat kediamanku. Begitulah keadaanku karena aku ingin pindah ke hulu karena aku tidak bisa pindah ke hilir. Kalau kalian memindahkan aku, maka pindahlah ke hulu, dan kepindahanku haruslah senantiasa ke hulu." (URIUTU DJAPER/B-2)

Berita Terbaru