Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pangantuhu, Pusaka Dayak Badjajoe Penjaga Kampung Mangkatip (3)

  • Oleh Uriutu
  • 01 April 2017 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Buntok - Keesokannya harinya nelayan itu mengisahkan mimpinya kepada saudaranya dan orang kampung. Maka pada 20 November 1538 dibuatlah rumah khusus untuk menempatkan kepala perahu yang dinamakan Pancantoho.

Pada masa itu, para nelayan tersebut dalam suasana perang melawan penjajah di daerah hulu Barito, tepatnya di Murung Raya yang dikenal dengan perang 'Perang Kasintu Kuluk Barito'.

Sejak perang tersebut, keempat bersaudara tidak terdengar lagi kisahnya. Setelah itu yang terpilih untuk memelihara pangantoho tersebut yakni bernama Pantau yang digelar warga pada saat itu dengan sebutan Bue Janggut (kakek Jenggot).

Singkat cerita, setelah Bue Janggut meninggal maka lokasi pangantoho dipindahkan ke arah Mangkatip hulu dengan diiringi upacara adat Dayak Badjadjo (Biajo) dan juru pelihara Indu Burui.

Rumah Pangantoho lama tidak dirawat karena dimakan usia dan mengalami rusak berat. Maka pada 20 Januari 1987 diperbaiki dan dipindahkan lagi ke hulu Mangkatip dengan juru kunci diserahkan kepada Duyun Lihun. Dia inilah yang memelihara pusaka Pancantoho sampai sekarang. (URIUTU DJAPER/B-2)

Berita Terbaru