Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wakili Indonesia ke Jerman, Peneliti Belia Asal Sampit Ini Angkat Budaya Dayak

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 03 Mei 2017 - 05:40 WIB

BORNEOENEWS, Palangka Raya ' Dua siswi asal Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) berhak mewakili Indonesia dalam event kontes sains di Jerman, membawa hasil penelitian mengangkat kearifan lokal suku Dayak. Sebelumnya, keduanya menang dalam kontes nasional peneliti belia, mengalahkan saingannya dari seluruh Tanah Air.

Lalu apa yang disuguhkan dua peneliti belia dari Bumi Tambun Bungai ini untuk bertarung di Jerman

Penelitian dua siswi bernama Sabrina Salwa Sabila dan Gusti Salsabila, mengangkat kearifan lokal suku Dayak dalam memelihara kesehatan menggunakan bahan alam di sekitarnya. Yang lebih menarik, ternyata budaya itu kian ditinggalkan di kalangan masyarakat Dayak sendiri.

'Idenya adalah kami mengangkat penelitian tentang bagaimana membuktikan tradisi suku Dayak yang turun-temurun dipelihara untuk diteliti secara sains. Yaitu menggunakan tanaman alam untuk kesehatan, yang bahkan sekarang malah tidak dikenal lagi,' ujar Sabrina Salwa kepada Borneonews.co.id, di Palangka Raya, Selasa (2/5/2017).

Kedua pelajar berprestasi ini ditemui dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2017, di Palangka Raya. Sabrina Salwa Sabila dan Gusti Salsabila mendapat undangan khusus untuk menghadiri acara tersebut. Pada acara tersebut dua peneliti belia ini menerima penghargaan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran atas penelitian dan prestasinya, yang diserahkan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Gazali Rahman.

'Secara khusus, tumbuhan yang kami gunakan penelitian adalah Kalapapa atau Kulit Kayu Halaban, ini untuk pengobatan terutama untuk amandel. Kami ingin buktikan tradisi itu terbukti atau tidak secara sains' urai dua siswa kelas XI SMAN-1 Sampit itu.

Dalam ajang internasional di Stuttgart, Jerman, Sabrina dan Salsa mengemas penelitian itu dalam makalah berjudul Kalapapa Dayak and Sains plan as Potential Natural cure for Consilitirs. Dalam ajang tingkat dunia tersebut, penelitian mereka masuk kategori Life Science. Penelitian mereka berdua ini, berhasil menyabet juara favorit peneliti belia di ajang bergengsi tersebut pada April 2017 lalu.

Untuk sampai ke ajang lomba di Jerman, perjalanan Sabrina dan Salwa cukup panjang. Mereka meraih Juara I peneliti Belia tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2016. Kemudian, lanjut Sabrina, ia melaju mewakili Kalteng di tingkat nasional, September 2016 dan kembali menjuarai event tersebut sehingga berhak mewakili Indonesia di ajang internasional.

'Pada September 2016, bertanding di tingkat nasional dan menang. Lalu mewakili Indonesia bertolak ke Stutgart, Jerman, 23-26 April 2017. Kami berdua adalah satu tim, dan masuk pada bidang life science,' tutur Sabrina. (ROZIQIN/N).

Berita Terbaru