Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jadi Transmigran, Yasir Mampu Sarjanakan Dua Anaknya

  • Oleh Testi Priscilla
  • 06 Mei 2017 - 12:36 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Yasir, seorang kakek kelahiran 1931 memilih menjadi transmigrasi ke Kalimantan Tengah di tahun 1981. Awal perjuangannya dimulai di Desa Pangkoh, Kabupaten Pulang Pisau 36 tahun silam. Di usia 50 tahun Yasir memilih menjadi transmigran demi anak-anaknya.

"Kalau saya tidak jadi transmigran dulu, paling-paling saya cuma bisa sekolahkan anak saya sampai SMP. Seperti anak saya yang paling tua. Karena saya menjadi transmigran tahun 1981, anak saya yang nomor dua dan nomor tiga bisa jadi sarjana," tutur Yasir kepada Borneonews, Sabtu (6/5/2017).

Menurut Yasir, dulunya ia hanya memiliki lahan 2 hektar yang merupakan pembagian dari pemerintah. Dengan lahan seluas itu, Yasir dan isteri serta anak Sulungnya menanam aneka jenis sayur dan buah. Hasil kebun ini kemudian dijual dan menjadi modal bagi Yasir untuk memnuhi kebutuhan rumah tangga dan menyekolahkan anak-anaknya. "Sekarang dua-duanya jadi guru, yang nomor dua di Pangkalan Bun, yang satunya di Seruyan," tambah Yasir.

Saat kuliah, kata Yasir, kedua anaknya ini tinggal di Palangka Raya bersama anak Sulung Yasir. Kini setelah sudah menikah, kedua anaknya kemudian merantau untuk bekerja. Sementara anak Sulungnya tetap tinggal di Palangka Raya. "Enam tahun lalu akhirnya saya pindah ke Palangka Raya soalnya kan anak-anak saya sudah tidak tinggal di Pulang Pisau lagi. Untungnya ada yang mau pinjamkan lahan di sini jadi saya bisa berkebun lagi," tambah Yasir.

Sementara kebun seluas 2 hektar miliknya yang berada di Pangkoh ia serahkan kepada keponakannya untuk dikelola. Kebun yang kini telah ditanami pohon karet ini menurut Yasir juga masih menghasilkan untuknya. "Keponakan saya yang urus lahan di sana. Kadang-kadang kirimkan ke saya juga di sini. Lumayan. Sebenarnya saya juga dikirimi anak-anak uang tiap bulan tapi saya tetap kerja juga. Nggak seberapa juga berkebun ini, lumayan cari keringat," tutur Yasir.

Hasil kebun gambas yang ditanami Yasir juga cukup menghasilkan. Selain dijual kepada tengkulak, Yasir juga menjual sisa gambas yang tidak diambil tengkulak dengan membawanya berkeliling. Seperti saat Borneonews menemuinya, Yasir tengah mendorong gerobak sorong berisi gambas ini pada sebuah komplek perumahan di bilangan Kereng Bangkirai, Palangka Raya. (TESTI PRISCILLA/B-8)

Berita Terbaru