Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mantan Kepala Desa Tanjung Terantang Diduga Gelapkan Uang Warga

  • Oleh Cecep Herdi
  • 16 Mei 2017 - 12:48 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Mantan kepala desa Tanjung Terantang berinisial 'Mu' diduga menggelapkan uang ratusan juta rupiah milik warganya yang didapat dari hasil penjualan tanah seluas kurang lebih seribu hektare kepada salah satu pemilik perusahaan kelapa sawit swasta pada 2010 silam.

Saat itu, per kepala keluarga (KK) menerima Rp2 juta sesuai kesepakatan yang ditandatangani di atas materai. Namun pada kenyataannya, tiap KK hanya menerima uang kontan Rp1 juta saja. Sisanya dipotong kepala desa dan tim sepuluh yang mengurus peralihan tanah dari warga ke investor tersebut.

"Kami dijanjikan plasma oleh perusahaan, makanya yang satu juga itu dipotong. Tapi sampai sekarang tidak ada. Uang Rp1 juta per KK yang katanya buat ngurus-ngurus itu juga nggak jelas," kata salah satu ketua RT setempat, Nono (bukan nama sebenarnya), Selasa (16/5/2017).

Menurutnya, jika ditotal ada sekitar 400 lebih kepala keluarga yang mendapat jatah Rp2 juta dari penjualan tanah tersebut. "Pokoknya yang kami terima Rp1 juta, sisanya dulu dipotong kepala desanya. Sekarang Kadesnya sudah ganti, Rahmat Basuki, dia dulu sebagai sekretaris saat penjualan tanah tersebut," kata dia.

Ditemui di kantor desa, Rahmat Basuki yang kini menjabat sebagai Kepala Desa Tanjung Terantang mengaku tidak tahu persis uang yang digunakan oleh mantan kepala desa saat itu. Dirinya hanya mengetahui penjualan atas tanah itu per kepala keluarga Rp2 juta dan dipotong separuhnya untuk keperluan mengurus perizinan dan plasma.

"Kan ada tim sepuluh saat itu, mereka juga digaji dan ada uang operasionalnya. Saya nggak tahu persis uang itu digunakan untuk apa," kata dia saat di kroscek kebenaran terkait pemotongan uang lahan tersebut.

Tokoh masyarakat desa setempat yang menolak namanya disebut juga menaruh kecurigaan sejak lama. Sebab ada ketidakcocokan antara lahan yang dijual dan hasil yang diterima oleh masyarakat. Diduga kepala desanya saat itu nakal.

"Lahan seribu hektare lebih yang dapat cuma 350 kepala keluarga. Kan nggak sesuai kalau jatah per kepala keluarganya dua hektare, lalu kemana sisanya. Ada sekitar 150 hektare lagi kalau hanya dibagikan ke 350 kepala keluarga duitnya. Itu pun hanya Rp1 juta per KK. Bisa dipertanggungjawabkan nggak ini oleh mantan kadesnya yang lama atau kades yang saat ini kan dulunya dia sekertaris juga, sedikitnya tahu permasalahan ini," katanya.

Mu kini sulit ditemui keberadaannya. Rumah yang ditunjukan oleh warga merupakan milik Mu nampak sepi tidak berpenghuni.

Sebelumnya, lahan seluas seribu herktare lebih di Desa Tanjung Terantang diambil alih oleh salah satu investor dengan iming-iming tali asih sebesar Rp2 juta per KK. Namun dalam pembagiannya, oleh pihak desa dipotong 50% dengan dalih untuk keperluan pengurusan lahan. Warga saat itu hanya menerima uang Rp1 juta. (CECEP HERDI/B-2)

Berita Terbaru