Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Ujung Pandaran Minta Pemerintah Segera Realisasikan Proyek Sabuk Pantai

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 31 Mei 2017 - 15:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Warga Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meminta pemerintah segera merealisasikan proyek sabuk pantai karena abrasi yang melanda kawasan ini semakin parah.

"Tolong pembuatan sabuk pantai itu segera dilaksanakan, karena dampak abrasi di desa kami makin parah," ujar Pjs Kepala Desa Ujung Pandaran Muslih, Rabu (31/5/2017).

Saat ini menurut Muslih abrasi di Pantai Ujung Pandaran semakin meluas. Bahkan kemungkina besar sebagain tempat akan menggerus badan jalan dan bisa mencapai pintu gerbang dekat rumah betang di lokasi objek wisata andalan Kotim tersebut.

"Kalau tidak segera dibangun, kami takut bangunan rumah betang yang jadi tempat untuk acara di pantai ini akan terkena dampak abrasi," kata Muslih.

Abrasi akibat kuatnya gelombang laut Jawa, terus menggerus Pantai Ujung Pandaran yang merupakan objek wisata andalan Kotim. Bangunan penahan gelombang yang dibangun pemerintah beberapa tahun lalu belum sepenuhnya mampu melindungi pantai dari kuatnya gelombang sehingga dampak abrasi terus meluas.

Saat ini air laut sedang pasang dan gelombang sedang kuat sehingga mencapai bibir pantai dengan kuat. Jika tidak segera ditangani, dampak abrasi dikhawatirkan akan menggancurkan aset wisata milik pemerintah seperti pendopo, rumah betang dan sejumlah bangunan yang selama ini disiapkan untuk wisatawan atau tamu yang ingin menginap.

Beberapa tahun terakhir, sudah lebih dari 20 rumah warga terpaksa dibongkar karena pondasinya ambles dihantam abrasi. Pemerintah diharapkan segera membangun penahan gelombang karena masih ada titik yang terus dilanda abrasi.

"Masyarakat kami sangat berharap pembuatan sabuk pantai itu segera dilaksanakan. Kalau ada kendala teknis, kami berharap pemerintah pusat mencarikan solusinya. Agar program ini tetap berjalan," kata Muslih. (MUHAMMAD HAMIM/B-5)

Berita Terbaru