Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Limbah PT BJAP II Diduga Bocor dan Cemari Sungai Merundau

  • 09 Juni 2017 - 14:14 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Masyarakat di sekitar Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Bangun Jaya Alam Permai (BJAP) mengeluhkan tindakan perusahaan yang diduga telah melakukan pencemaran limbah di Sungai Merundau.

Dampak terbesar pencemaran limbah ini dirasakan warga Desa Gandis, Sukarame dan Pangkut Kecamatan Arut Utara. "Setahun terakhir ini limbah yang masuk ke sungai semakin parah," ucap warga Gandis, Budiansyah saat dibincangi Borneonews, Jumat (9/6/2017).

Ia menyebut, pencemaran limbah ke Sungai Merundau itu berasal dari kebocoran kolam limbah milik anak perusahaan Best Agro Plantation yang beroperasi di sekitar wilayah perbatasan Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan. "Awalnya kami menemukan banyak ikan mati, lalu sejumlah warga yang memanfaatkan air sungai juga terkena dampaknya," bebernya.

Budi menjelaskan, akibat kebocoran kolam limbah PT BJAP II, banyak warga yang mengalami gatal-gatal seusai menggunakan air sungai untuk mandi. Beberapa di antaranya bahkan sampai diare karena mengonsumsi air dan ikan tangkapan dari sungai itu.

"Kami minta perusahaan bertanggung jawab, jangan seenaknya mencemari lingkungan. Karena sungai ini kami gunakan untuk sehari-hari, tapi malah limbah dibuang ke sini," kesalnya.

Sementara itu, Kades Gandis Sanider, menyebut jika PT BJAP II yang beroperasi di sekitar tempat tinggalnya itu minim perhatian terhadap warga. Bahkan, sering kali perusahaan tersebut bersengketa dengan masyarakat sekitar. "Sering, terakhir bersengketa masalah lahan. Sampai sekarang masih proses mediasi," sebut dia.

Ia berharap pemerintah setempat segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Selain kepada pemerintah, ia meminta lembaga independen ikut melakukan pengecekan kondisi air Sungai Merundau.

Terkait dugaan pencemaran ini, pihak PT BJAP II enggan memberikan penjelasan. Melalui Kepala Bagian Humas, Darso saat dihubungi Borneonews mengaku, akan menyelesaikan persoalan tersebut. Sementara, pimpinan perusahaan tersebut menolak memberikan tanggapan.

Saat ditemui Borneonews, Darso hanya berjanji akan menginformasikan persoalan tersebut kepada atasannya dan segera memberikan penjelasan, namun hingga kini tidak ada tanggapan dari pihak perusahaan. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-2)

Berita Terbaru