Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Disbudpar Kalteng Dorong Pelaku Seni Menjual Kecapi Khas Dayak

  • Oleh Testi Priscilla
  • 17 Juli 2017 - 17:14 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan menyebut dinasnya selalu memberikan dorongan kepada pelaku seni untuk melakukan berbagai inovasi dalam mengembangkan dan memperkenalkan kebudayaan kepada dunia luar.

"Kita selalu mendorong agar pelaku seni tidak hanya bisa menari atau memainkan alat musik khas Dayak seperti kecapi dan karungut, tapi alangkah bagus jika juga bisa memproduksinya. Seperti saat ini kita melaksanakan kegiatan memecahkan rekor Muri ini pemain kecapi khas Dayak terbanyak, tentu sulit mencari kecapinya. Apalagi target kita kemarin adalah 1.000 orang dan saat ini yang tercapai adalah lebih dari 700 orang," ungkap Guntur Talajan saat diwawancarai di sela kegiatan yang digelar seusai upacara pembukaan KBN di Bumi Perkemahan (buper) Kambariat Tuah Pahoe, Senin (17/7/2017).

Menurut Guntur biaya produksi kecapi dengan menggunakan kayu palawi biasanya hanya berada pada kisarana Rp300-700 ribu atau Rp1 juta untuk kecapi yang besar.

"Pelawi itu kayu yang paling bagus kalau untuk membuat Kecapi. Selama ini kecapi kita memang ada pengrajin yang membuatnya tapi tidak banyak. Kebanyakan kita lewat sanggar-sanggar dan kerajinan di desa-desa atau kampung adat. Di jalan Kalimantan (pusat oleh-oleh) kan juga ada. Tapi masih belum banyak pengrajinnya," jelasnya.

Padahal dengan biaya produksi Rp300-700 ribu per buah para pengrajin dapat mengambil untung dengan jualan atau dijadikan souvenir.

"Makanya kita gencarkan pengenalannya saat ini supaya banyak tamu yang datang ke Palangka Raya, ke Kalimantan Tengah dan kecapi kita dikenal sehingga kalau pengrajin menjualnya akan ada yang membeli," tuturnya.

KBN seperti namanya, meskipun diisi oleh anggota-anggota pramuka, namun budaya menjadi suatu hal yang ditonjolkan dalam even nasional ini. Karena tahun ini Palangka Raya memang menjadi tuan rumah pelaksanaannya, maka budaya Dayak yang akan dieksplore.

Salah satu yang dieksplore adalah kecapi khas Dayak. Peserta KBN bersama tamu undangan membuat kegiatan pemecahan rekor MURI pemain kecapi khas Dayak terbanyak yang direncanaan diikuti 500 hingga 1.000 orang.

Seluruh peserta yang terlibat tampak antusias memainkan alat musik ini ini. Yang dilibatkan tentu saja anak-anak sekolah yang di sekolahnya telah menerima muatan lokal berupa permainan kecapi sehingga mampu memainkannya. Meski demikian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ternyata tidak mau tinggal diam.

Didampingi Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia, Wakil Wali Kota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio, Guntur Talajan dan sejumlah pejabat lainnya, Muhadjir ikut ambil bagian dalam prosesi pemecahan rekor Muri ini dengan turut berkeliling dan memainkan kecapi.

"Alat musik kecapi ini merupakan alat musik tradisional milik nenek moyang suku Dayak yang sampai sekarang masih lestari dan dikembangkan. Kita berharap pemecahan rekor kali ini dapat meningkatkan minat dan semangat kita bersama dalam melestarikan alat musik tradisional," tutupnya. (TESTI PRISCILLA/B-6)

Berita Terbaru