Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Perluas Pasar CPO Hingga ke Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 04 Agustus 2017 - 16:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Produk kelapa sawit (CPO) dan turunannya dari Indonesia selalu mendapatkan hambatan untuk masuk ke negara-negara Uni Eropa (UE) karena harganya lebih bersaing sehingga mengancam komoditas biodiesel yang berasal dari komoditi jagung dan bunga matahari.

"Pemerintah merespons cepat langkah UE yang mempersulit masuknya produk CPO tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggarap pasar baru untuk produk CPO Indonesia," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan Muhri, di Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Kasan menilai, wajar bila CPO Indonesia lebih murah dibandingkan dengan produk biodiesel Eropa berbasis minyak nabati non-sawit. Sebab, untuk menghasilkan 1 ton biodiesel, negara Eropa membutuhkan lahan 4 kali lipat lebih luas dibandingkan sawit.

"Saat ini Uni Eropa tengah melakukan proteksi pasar. Namun bukan semata-mata karena dipersulit Eropa pemerintah melakukan pengembangan pasar," papar dia.

Alasan lain yakni untuk mendongkrak ekspor non migas. Asal tahu saja, CPO menyumbang eskpor mencapai US$18 miliar hingga US20 miliar per tahunnya. Apalagi demand terus bertumbuh dan supply di dalam negeri juga cukup baik.

"Di Afrika ada Afrika Selatan, Nigeria, Kenya, Mozambik dan Tunisia. Ini beberapa yang sudah ditargetkan untuk peningkatan akses pasar melalui perjanjian bilateral yang dipercepat," ujar Kasan.

Kasan menambahkan, selain negara Afrika, pemerintah juga menggarap pasar di Timur Tengah, Asia Selatan, Eurasia, Amerika dan Amerika Latin. Diversifikasi pasar untuk menggantikan pasar Uni Eropa yang sudah mulai banyak aturan dan sulit ditembus, wajib dilakukan untuk menjaga ekspor CPO Indonesia.

"Pasar ke Tiongkok, Pakistan, Bangladesh dan bahkan Amerika Serikat sudah mulai. Pasar yang lain juga kami garap karena CPO ini produk turunnya jauh lebih besar," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru