Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Santri Siap Buat Konten Tangkal kampanye Hitam, Hoax, dan Politisasi Agama

  • Oleh Tim Borneonews
  • 20 Maret 2018 - 22:58 WIB

BORNEONEWS- Untuk menang, setiap kandidat dalam pilkada serentak pada 27 Juni 2018 nanti memiliki tim media sosial. Namun, jangan sampai keinginan untuk menang tersebut mengorbankan keutuhan NKRI dengan membuat dan menyebarkan konten hoax, kampanye hitam, dan melakukan penyalahgunaan isu sara. 

Demikian pesan yang disampaikan Muhammad Hanif, pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro, Semarang, dalam diskusi bertajuk Gotong Royong Mencegah Kampanye Hitam dan Politisasi Sara pada Pilkada Serentak 2018, Selasa (20/3/2018).

Sebanyak 103 santri mahasiswa yang mengikuti kegiatan literasi media itu mendapatkan materi dari beberapa narasumber, yakni Kiai Haji Muhammad Hanif, Nining Susanti (Koord Divisi Pencegahan dan Hub Antarlembaga Panwas Kota Semarang), Prof Asfa Widianto (pakar pemikiran Islam dari IAIN Salatiga), dan Hariqo Wibawa Satria (direktur eksekutif Komunikonten).

Kegiatan terselenggara atas kerjasama The Mahfud Ridwan Institute dan Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi).

Muhammad Hanif dalam paparannya mengatakan, kejujuran membawa kepada kebaikan. Sedangkan dusta membawa kepada kejahatan.

Agama, katanya, sudah memberikan tips jitu menghadapi berita-berita yang dibawa oleh orang fasik, yaitu dengan tabayyun atau konfirmasi ke berbagai sumber, cek dan ricek, serta memeriksa dengan teliti. Sebab jika tidak memeriksanya dengan teliti atau langsung menyebarkannya, akan menyesal karena dampak buruk yang sangat luas.

“Dengan segala kerendahan hati, kami mengajak semua pihak agar tidak membuat dan memproduksi konten-konten yang merusak ukhuwah Islamiyah, keutuhan NKRI. Di Ponpes Edi Mancoro, meskipun belum banyak, para santri sudah mulai memproduksi konten-konten dan akan terus kita budayakan,” sebutnya.

Sementara itu, Prof Asfa Widianto, kandidat Guru Besar Pemikiran Islam IAIN Salatiga, dalam persentasinya menjelaskan bahwa seringkali masyarakat mendapatkan orang yang rajin ibadah, namun di media sosial dan di grup percakapan online justru menyebarkan hoax, melakukan politisasi agama. 

Disinilah perlu kesalehan individu harus disertai dengan dengan kesalehan sosial atau kesalehan sebagai warga negara. Kesadaran bahwa hoax, kampanye hitam, politisasi agama bisa merusak bangunan NKRI juga merupakan sebuah kesalehan.

“Orang cenderung memusuhi sesuatu yang tidak diketahuinya, munculnya konten-konten yang menghina sara juga disebabkan kurangnya pengetahuan tentang keberagaman, meskipun keberagaman tersebut kita alami dan rasakan setiap waktu. Karena itu, para santri jangan pernah berhenti membaca, menulis, berdiskusi. Hanya dengan banyak membaca kita dapat memproduksi konten-konten yang benar dan bermanfaat," tutur Asfa Widianto yang mendapatkan gelar doktornya dari University of Bonn, Jerman.

Berita Terbaru