Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Industri Pengolahan Sawit Global

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 Agustus 2018 - 11:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia terus dituntut untuk menggalakkan hilirisasi industi minyak sawit agar memiliki nilai tambah untuk memacu perekonomian nasional.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian akan terus memacu dan memfasilitasi program hilirisasi di sektor industri minyak sawit (CPO) agar dapat meningkatkan nilai tambah tinggi untuk menarik devisa. 

    

"Kami berupaya agar minyak kelapa sawit dan turunannya bisa diolah dan dijual ke luar negeri. Tetapi saat ini tengah dikaji agar produk tersebut bisa dijual dan tidak akan ada permasalahan nantinya," kata Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, di Jakarta, Rabu (22/8/2018).

Kemenperin mencatat, secara rata-rata tahunan, industri kelapa sawit hulu-hilir menyumbang 20 miliar dolar AS pada devisa negara. Selain itu, sektor ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 21 juta orang baik secara langsung maupun tidak. Bahkan Indonesia berkontribusi sebesar 48 persen dari produksi CPO dunia dan menguasai 52 persen pasar ekspor minyak sawit. 

"Oleh karena itu, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri pengolahan sawit global untuk keperluan pangan, nonpangan, dan bahan bakar terbarukan," kata Putu. 

Menurut dia, ada tiga jalur hilirisasi industri CPO di dalam negeri yang masih potensial untuk terus dikembangkan. Pertama, hilirisasi oleopangan (oleofood complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk antara oleopangan (intermediate oleofood) sampai pada produk jadi oleopangan (oleofood product).

"Berbagai produk hilir oleopangan yang telah dihasilkan di Indonesia, antara lain minyak goreng sawit, margarin, vitamin A, vitamin E, shortening, ice cream, creamer, cocoa butter atau specialty-fat," sebutnya.

Kemudian, hilirisasi oleokimia (oleochemical complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara oleokimia, oleokimia dasar sampai pada produk jadi seperti produk biosurfaktan (seperti produk detergen, sabun, dan shampoo), biolubrikan (biopelumas) dan biomaterial (contohnya bioplastik).

Selanjutnya, hilirisasi biofuel (biofuel complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara biofuel sampai pada produk jadi biofuel seperti biodiesel, biogas, biopremium, bioavtur, dan lain-lain. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru