Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Melihat Keseriusan Malaysia Lindungi Sawit dari Diskriminasi Eropa

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Oktober 2018 - 11:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Malaysia setuju menunjuk beberapa ahli untuk menjadi bagian dari panel Komisi Eropa yang akan memantau penggunaan tak langsung lahan sawit. Langkah ini diyakini dapat meredam diskriminasi Eropa terhadap komoditas ini.  

Menteri Industri Utama Malaysia Teresa Kok mengatakan di Madrid, Spanyol, akhir pekan lalu bahwa para ahli itu akan duduk di dalam panel Komisi Eropa yang membidangi masalah perubahan penggunaan lahan tak langsung (indirect land use change/ILUC). Keputusan dari panel itu dapat berdampak pada pemakaian minyak sawit sebagai bahan campuran biofuel yang masuk dalam program European Renewable Energy Directive (RED) II.

Kok, yang memimpin delegasi minyak sawit Malaysia ke Swiss, Spanyol dan Belgia, menyambut baik gagasan Komisi Eropa soal pembentukan panel tersebut, yang dapat memudahkan dilakukannya konsultasi dengan para produsen minyak sawit, termasuk para ahli minyak sawit Malaysia yang berasal dari berbagai disiplin ilmu berdasarkan ILUC.

“Proses konsultasi ini penting karena kami tidak ingin komoditas minyak sawit selalu didiskriminasi,” ucap Kok.

“Panel ahli dari Komisi Eropa akan mengunjungi Malaysia pada akhir bulan ini untuk melakukan serangkaian diskusi dengan para ahli dari Malaysia terkait berbagai isu tentang komoditas minyak sawit. Para ahli kami akan duduk di panel tersebut,” imbuhnya.

Kok mengatakan bahwa akan sangat penting bagi Panel Ahli Uni Eropa untuk mendapatkan penjelasan dari tangan pertama terkait dengan praktik pengolahan minyak sawit. Ini krusial bagi mereka untuk dapat mengapresiasi kompleksitas berbagai operasional untuk memproduksi minyak sawit berkelanjutan. 

Ini juga penting, karena pemahaman tentang pengolahan minyak sawit berkelanjutan di kalangan Panel Ahli Uni Eropa untuk menggagalkan rencana pelarangan minyak sawit sebagai bahan campuran biofuel sesuai dengan mandat RED II. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru