Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemanunggalan TNI Wujudkan Jalan Menuju Surga di Ujung Sungai Mentaya

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 16 Oktober 2020 - 06:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit – Adzan dzuhur menggema di Desa Bapinang Hilir, salah satu lokasi terpencil di ujung Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kamis siang, 15 Oktober 2020. Sejumlah warga bergegas menyucikan diri dengan air wudhu, mengharapkan pahala untuk meraih surga yang dijanjikan.

Adzan tak lagi sayup terdengar, kini gemanya terasa hingga ke rumah terujung berkat kemanunggalan TNI yang berpadu dengan warga merenovasi satu-satunya rumah ibadah di desa bermayoritas muslim itu, Mushola Al Hidayah.

Bangunan itu kini terlihat lebih baru dan layak, hasil program TMMD Kodim 1015 Sampit yang mampu memacu semangat warga untuk menyatukan dahi ke bumi, agar doanya terdengar langit.

Mun dahulu atapnya bocor, ngalih sembahyang. Wayah ini sudah nyaman, imbah dibaiki bapak-bapak TNI. Nyaman sudah beibadah gasan masuk surga. (Kalau dulu atapnya bocor, susah salat. Sekarang sudah enak, setelah direnovasi bapak-bapak TNI. Enak sudah beribadah untuk masuk surga),” kata M Dehen, pria 40 tahun yang lama menetap di sana.

Dehen bercerita, Mushola Al Hidayah memang sudah cukup lama berdiri. Perekonomian yang tidak stabil menyebabkan ketidakmampuan warga untuk memperbaiki rumah ibadah berukuran 6,5 x 6,5 meter itu, kala warnanya mulai pudar, plafon rusak, dan dinding lapuk karena termakan usia.

Apalagi, satu-satunya akses yang mampu ditempuh menuju desa tersebut dari kawasan perkotaan hanyalah Sungai Mentaya. Biaya angkut bahan bangunan untuk menuju desa dengan menyeberangi sungai sempat memudarkan harapan warga untuk merehab mushola.

Mun dahulu pas hujan sembahyang ngalih. Bisa kada khusyu soalnya bocor. (Waktu belum diperbaiki pas hujan, salat agak susah. Bisa tidak khusyu soalnya atap bocor),” kenang M Dehen.

Dia pun tak lama larut dengan kisah kelam saat itu, ketika pandangannya teralih ke mushola yang baru. Apalagi dia langsung berbaur dengan personel Kodim 1015 Sampit dan warga lainnya yang masih menyelesaikan tahap akhir renovasi mushola.

Kehangatan saat gotong-royong menyelesaikan renovasi mushola hanya dalam waktu 16 hari itu kian terasa. Kebahagiaan warga untuk beribadah di mushola baru, diselingi tawa personel TNI tanpa perbedaan kasta menandakan akhir dari program TMMD Regional ke 109 di Desa Bapinang Hilir.

"Urang ulun akan meharagu (kami akan merawat) mushola ini dengan baik. Terima kasih bapak-bapak TNI yang sudah merehab mushola kami,” kata Dehen di hadapan personel Satgas TMMD.

Cerita ini memang baru 1 dari sekian manfaat program TMMD untuk mewujudkan mimpi masyarakat di Kecamatan Pulau Hanaut. Pada TMMD tahun ini, personel Kodim 1015 Sampit juga mengerjakan renovasi 3 jembatan di Desa Babirah dan Desa Bapinang Hilir, serta 1 Pos Terpadu. 

Rinciannya, Jembatan Handil Gayam dengan ukuran panjang 15,30 meter dan lebar 3,80 meter, Jembatan Handil Samsu dengan ukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter, serta Jembatan Sei Babirah dengan ukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter. 

Jembatan yang awalnya membahayakan untuk dilintasi karena kondisi memprihatinkan, kini mudah dilalui. Padahal itu menjadi akses anak menuju sekolah, atau warga yang sekedar ingin bersilaturahmi ke rumah kerabatnya maupun aktivitas lainnya.

Kerusakan jembatan itu memang sudah bertahun-tahun dirasakan masyarakat. Tanpa adanya sentuhan anggaran daerah untuk perbaikan pada jembatan yang sudah dibangun sejak 30 tahun lalu.

"Mungkin sudah takdir bagi kami yang tinggal di desa terpencil. Hasil pembangunan jarang kami rasakan," kata Mirwan, tokoh pemuda di Kecamatan Pulau Hanaut. 

Rusaknya jembatan juga menjadi salah satu penyebab lambatnya peningkatan perekonomian masyarakat. Pedagang kebutuhan pokok maupun petani kesulitan melintasinya. Mereka harus berhati-hati, karena khawatir celaka saat kendaraan beserta barang dagangan dibawa melintasi jembatan rusak.

Namun, semenjak kehadiran program TMMD di kecamatan itu pada 22 September 2020 lalu, menjadi jawaban mewujudkan cita-cita rakyat di Kecamatan Pulau Hanaut. Hingga TMMD berakhir pada 21 Oktober 2020, satu persatu jembatan diperbaiki dengan kolaborasi TNI dan rakyat.

Progres pembangunan memang cukup cepat, berkat semangat TNI bersama rakyat dalam pengerjaannya. Meski ada saja hambatan dalam pekerjaan di tengah pandemi covid-19 itu. Karena harus bertaruh dengan nyawa.

Kecamatan Pulau Hanaut, lokasi pelaksanaan TMMD kali ini memang terkenal dengan habitat buaya. Pengerjaan jembatan yang kadang membuat personel TNI berendam di anak Sungai Mentaya menimbulkan kekhawatiran, jika satwa dilindungi itu merasa terganggu dan menyerang.

Tapi ketakutan itu tak menyurutkan semangat TNI untuk mewujudkan harapan sentuhan pembangunan masyarakat di Kecamatan Pulau Hanaut, agar memiliki jembatan yang aman dan nyaman.

Kebersamaan personel Satgas TMMD dan warga saat membangun jembatan di Kecamatan Pulau Hanaut.
Kebersamaan personel Satgas TMMD dan warga saat membangun jembatan di Kecamatan Pulau Hanaut.

Berita Terbaru