Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Isu Tuduhan Negatif Sawit Banyak Tidak Berdasarkan Fakta, Kata Eddy Abdurrachman

  • Oleh Testi Priscilla
  • 21 Oktober 2020 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Komoditas hasil negeri sendiri banyak mendapat kritikan dari masyarakat. Bahkan, tuduhan dan isu negatif ini dilontarkan dengan tidak berdasarkan kepada fakta.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDP-KS, Eddy Abdurrachman dalam Kegiatan Fellowship Journalist Batch II yang dilaksanakan secara virtual atas kerja sama Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa atau JProf dan BPDP-KS di bawah Kementerian Keuangan pada Rabu, 21 Oktober 2020.

"Isu negatif terhadap sawit di dalam negeri masih marak dan kerap diterima masyarakat dengan pemahaman yang keliru. Sehingga, dianggap sebagai kebenaran umum," kata Eddy dalam kegiatan tersebut.

Sejumlah isu tersebut menurut Eddy antara lain anggapan bahwa perkebunan dan industri sawit merupakan penyebab hilangnya hutan tropis, isu sawit sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, isu sawit sebagai penyebab hilangnya keanekaragaman hayati, isu minyak sawit tidak baik bagi kesehatan, isu penggunaan tenaga kerja anak di perkebunan sawit, dan bermacam isu negatif lainnya yang dialamatkan kepada sawit.

Padahal, katanya, produk-produk sawit pun telah mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

"Yang familiar mungkin adalah minyak goreng dari sawit. Namun sesungguhnya, konsumsi minyak sawit dan turunannya lebih luas dari itu. Minyak sawit ada dalam produk sabun, shampoo, deterjen, lipstick, produk kosmetik, personal care, roti, coklat, biskuit, krimer, margarin, susu formula bayi, dan sebagainya," jelas Eddy.

Penggunaan minyak sawit dan turunannya, lanjut Eddy, yang merupakan minyak nabati dengan produktivitas tertinggi, menjadikan produk-produk tersebut dapat digunakan oleh segenap kalangan masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau.

"Dengan besarnya peran komoditas sawit tersebut, sangat ironis bahwa kemudian komoditas ini belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri," sesalnya. (TESTI PRISCILLA/B-7)

Berita Terbaru