Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Lima Tarian Gelang Ditampilkan pada Malam Kedua Festival Budaya Nansarunai Jajaka

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 22 Agustus 2022 - 08:00 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Sebanyak lima tarian gelang ditampilkan pada malam kedua Festival Budaya Nansarunai Jajaka Kabupaten Barito Timur, Minggu, 21 Agustus 2022.

Putri Wunge Ngindra yang menjadi pembawa mengungkapkan, penampilan pertama berasal dari Sanggar Kawuri Ngamang asuhan Sabulman dengan tarian bernama Ngababuang Ngatatungkal. Tarian terinspirasi dari ritual sakral wadian yang bertujuan untuk membuang atau membersihkan segala bentuk gangguan serta hal-hal yang tidak baik sehingga bersih dan suci.

"Selanjutnya yang kedua Sanggar Layu Pintaruan asuhan Hengky A Garu dan Robert Hartama dengan tarian bernama Nguit Budaya Ire Hurap. Nama tarian ini berarti mengingat dan mengangkat kembali melalui sanggar seni budaya zaman dulu yang mulai hilang agar terus lestari tanpa meninggalkan keaslian nilai yang diwariskan oleh para pendahulu," ujar Wunge.

Penampilan ketiga berasal dari Sanggar Leut Teka Nansarunai dengan tarian berjudul Mansi Junyung. Dalam sinopsis tarian tersebut dijelaskan bahwa Mandi Junyung merupakan sarana ritual yg dipakai oleh wadian bawo dan wadian dadas pada proses ritual iwadian.

Mansi Junyung adalah sebuah mangkuk yang berisikan beras dan lilin serta kelengkapan lainnya yang dipakai untuk sarana memanggil roh leluhur pada saat proses barasamah oleh
para wadian.


"Yang keempat dibawakan oleh Sanggar Betang Mandala Wisata asuhan Panahan Moetar dengan tarian berjudul Wawey," lanjut Wunge.

Tarian ini mengisahkan tentang paras cantik perempuan Dayak maanyan yang tidak hanya terpancar dari rupa namun terpantul dalam kelembutan tutur kata
dan sikap hati yang bersahaja.

Tarian wawey dibawakan oleh 7 perempuan yang di setiap gerak tarian merepresentasikan karakter perempuan Maanyan yang anggun namun kuat dan berani, dibalik redup tatapannya tersirat berjuta peristiwa yang telah dilalui dengan kebulatan tekad dan kebijaksanaan.

Perempuan Dayak Maanyan sejak balita telah diarahkan untuk waspada dalam perkataan dan janji, karena setiap kata mengandung resiko. Tarian Wawey sebagai pengingat kepada seluruh perempuan Maanyan akan kekuatan yang ada didalam dirinya.

Perpaduan warna utama pada busana yang digunakan oleh para penari bertujuan untuk mendefinisikan kembali makna perempuan dalam suku Dayak Maanyan, warna hitam melambangkan kesungguhan tekad dan keberanian menghadapi berbagai rintangan, warna kuning dan merah melambangkan kehormatan perempuan Maanyan yang dibalik sosok lembutnya tersirat keteguhan sikap.

"Kemudian yang terakhir sekaligus bintang tamu yaitu tarian yang dibawakan Abib Habibi Igal atau Igal Dance Project," lanjut Wunge.

Berita Terbaru