Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Air Sungai Jelai dan Sungai Mapam Tercemar

  • 12 April 2016 - 16:40 WIB

BORNEONEWS, Sukamara - Berdasarkan hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukamara dari sampel air Sungai Jelai dan Sungai Mapam di beberapa lokasi berbeda ternyata tercemar ringan.

Kepala BLH Sukamara Iwan Miraza mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi Pollutant Indeks (PI) air Sungai Jelai dam Sungai Mapam pada masing-masing lokasi penelitian masuk kategori tercemar ringan.

'Berdasarkan hasil pengukuran lapangan dan laboratorium, parameter-parameter Mikrobiologi Fecall Califrom dan Total Califrom konsentrasinya melebihi baku mutu air permukaan dan tidak layak konsumsi oleh masyarakat di sekitar DAS Jelai dan Mapam karena tidak memenuhi standar kesehatan,' kata Iwan di ruang kerjanya, Selasa (12/04/2016).

Berdasarkan hasil uji laboratorium, lanjut Iwan, air tercemar ringan karena banyaknya kegiatan manusia di perairan, yaitu aktifitas masyarakat yang berperahu menggunakan mesin. Seperti kapal-kapal pengangkut barang dan hasil bumi yang memungkinkan terjadinya tumpahan atau limpasan minyak mesin dan buangan domestik rumah tangga yang terakumulasi pada titik sungai.

Kepala BLH Sukamara ini mengimbau masyarakat Kabupaten Sukamara yang tinggal disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Jelai dan Mapam yang masih mengonsumsi air sungai sebagai kebutuhan sehari-hari agar dapat memproses dengan memasak air tersebut sebelum dikonsumsi.

'Bagi masyarakat yang masih mengonsumsi air sungai, ya diharapkan agar memasak air terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, karena air kita saat ini telah tercemar. Jika tidak di masak terlebih dulu hal ini bisa menyebabkan sakit perut' ujar Iwan.

Iwan juga menjelaskan dengan kondisi air sungai yang tercemar ringan tersebut maka pihaknya akan melakukan upaya pemeliharaan secara terus menerus sehingga status air tidak mengalami perubahan atau penurunan kualitas air. Caranya dengan melalukan pembinaan dan pengawasan terhadap sumber-sumber pencemaran yang berpotensi mencemari Sungai Jelai dan Mapam.

'Memang harus ada kerjasama dari masyarakat, pihak swasta serta setiap kegiatan dari dinas atau instansi yang berhubungan dengan DAS dapat berjalan sinergi dengan kegiatan pengelolaan kualitas air,' kata Iwan.

Selain itu, Iwan juga menyarankan bagi para petambak atau para pembudidaya ikan, untuk sementara tidak melakukan kegiatan budidaya ikan lantaran kondisi air sungai (Ph) air di bawah normal sehingga akan mengurangi kerugian akibat ikan mati. Apabila air telah dalam kondisi baik, maka kegiatan perikanan budidaya bisa dilanjutkan.

'Ikan mati yang terjadi beberapa waktu lalu juga bisa disebakan hal ini, jadi masyarakat yang memiliki keramba di sungai agar tidak menabur benih, karena kondisi Ph air yang dibawah normal' ujar Iwan mengingatkan. (MG-13/m)

Berita Terbaru