Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wajah Pendidikan di Kota Pendidikan yang Menyedihkan

  • Oleh Testi Priscilla
  • 31 Oktober 2016 - 17:14 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Wali Kota Palangka Raya, HM Riban Satia prihatin atas perkembangan dunia pendidikan di kota pelajar yang dipimpinnya dalam dua periode ini. Ia menyebut wajah pendidikan di kota berjuluk Kota Pendidikan ini ternyata menyedihkan. Hal ini diungkapkannya setelah memantau sekolah-sekolah di daerah pinggiran Kota Cantik baru-baru ini.

"Saya sedih. Ternyata wajah pendidikan kita sangat menyedihkan. Tidak usah jauh-jauh, beberapa waktu lalu saya menyelusuri Sungai Rungan di wilayah Kota Palangka Raya. Ke sana harus melalui jalur sungai. Tapi kembali lagi, jangankan itu, kawasan Petuk Bukit saja misalnya yang bisa dijangkau dengan jalur darat, sama saja nasibnya. Kita bisa melihat bagaimana tingkat keaktifan guru kita di sana," ungkap Riban Satia, Wali Kota Palangka Raya, Senin (31/10/2016).

Riban dalam kunjungannya itu menemukan hanya sedikit guru yang datang mengajar sedangkan siswa datang untuk belajar. Kondisi ini mencerminkan bagaimana tidak disiplinnya tenaga pendidik di Kota Palangka Raya dilihat dari tingkat kehadirannya yang rendah.

"Saya tidak menyalahkan tapi mari kita sama-sama koreksi sisi pendidikan kita yang ini. Gurunya hadir tapi tidak mengajar, hanya menitipkan buku untuk anak-anak mencatat. Kalau masuk, anaknya dimarah-marahin, ini yang harus dikoreksi," tandasnya.

Dikatakannya bahwa Palangka Raya ini merupakan daerah yang minim sumber daya alam dan pariwisata namun telah lama dikenal sebagai Kota Pendidikan atau Kota Pelajar.

"Wilayah kita sangat kecil bila dibandingkan kabupaten lainnya di Kalteng, alam kita kurang kaya, yang bisa kita pertahankan hanya pendidikan kita. Anak-anak dari kabupaten datang untuk sekolah, untuk mencari pendidikan di tempat kita, harus kita pertahankan," pungkasnya.

Sementara itu Mukarramah, Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya menginginkan guru-guru yang bertugas di pinggiran kota diberikan tunjangan khusus. Ini dilakukan agar terjadi pemerataan pendidikan di Kota Cantik, Palangka Raya.

"Mungkin guru di daerah pinggiran, di Rakumpit misalnya, merasa lelah karena tidak ada tunjangan. Harusnya ada tunjangan khusus supaya ada motivasi untuk mereka mengajar di sana," ungkap Anggota Komisi C yang membidangi Kesejahteraan Rakyat ini.

Ketidakadaan tunjangan ini menurut Mukarramah menjadi salah satu penyebab tidak meratanya kualitas pendidikan di Palangka Raya. Pasalnya, guru-guru yang berstatus ASN menumpuk di perkotaan sedangkan di pinggiran kekurangan guru sehingga mengharuskan direkrutnya guru honorer.

"Padahal kan guru honor itu ada untuk menutupi kekurangan guru ASN, tapi di Mangku Baru, Rakumpit misalnya malah berlaku kebalikannya hampir semua guri bukan ASN," kritik politisi partai Nasdem ini. (TESTI PRISCILLA/N).

Berita Terbaru