Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jegal-menjegal Pengikut Tender (6)

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 22 Juli 2017 - 11:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Jegal-menjegal para kompetitor perusahaan penyedia pengikut tender proyek pembangunan Pasar Indra Sari Pangkalan Bun, tak terelakkan. Itu yang membuat lelang proyek pembangunan pasar berkonsep tradisional modern itu, menjadi dramatis. Nilai proyek Rp19,5 miliar, bukan Rp20 miliar seperti ditulis sebelumnya, sebenarnya tidak 'besar-besar amat', tetapi menjadi rebutan.

Proses pelelangan saat memasuki tahap evaluasi dan selangkah lagi bakal menetapkan pemenang, terus memanas dan penuh tekanan baik kepada pemilik alat dukungan maupun panitia lelang.

Dari tiga perusahaan penyedia dalam tahap evaluasi, satu perusahaan yakni PT. Bintang Sembilan Indah gugur, karena tidak memenuhi persyaratan Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Jadi, otomatis hanya dua perusahaan yang bertarung.

Berdasarkan harga penawaran peserta terendah, PT. Uno Tanoh Seuramo yang bakal ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh Pokja VI, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Kotawaringin Barat. Itu yang diyakini berdasarkan angka penawaran yang masuk ke panitia lelang.

Kuasa Direktur PT. Uno Tanoh Seuramo, Ahmad Abbas, mengungkapkan proses lelang yang sudah memasuki tahapan evaluasi itu diikuti tiga perusahaan penyedia; PT. Bintang Sembilan Indah dengan nilai penawaran Rp18,013 miliar, PT Uno Tanoh Seuramo, Rp18,719 miliar serta PT Sinar Sakti Mulya Rp19,425 miliar.

Sejatinya, perusahaan penyedia yang mengikuti tender pembangunan Pasar Indra Sari sudah siap dengan tiga alat pendukung, seperti disyaratkan sebagai pemenang lelang. Menurut Ahmad Abbas, saat itu perusahaan penyedia sudah siap dengan tiga alat pendukung.

Nah, berdasarkan nilai penawaran, yang bakal ditetapkan sebagai pemenang penawar terendah dari Pagu. Karena PT Bintang Sembilan Indah tidak lolos persyaratan, harusnya PT Uno Tanoh Seuramo, kata Ahmad Abbas, menjadi pemenang tender. Kenyataan di lapangan, seperti ada permainan yang akhirnya menyebarkan aroma tidak sedap.

Sarat kepentingan

Lelang proyek pembangunan kembali pasar yang terbakar, Jumat (16/8/2013), sehari sebelum hari Kemerdekaan RI 2013 itu, diduga sarat kepentingan. Proyek yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2016 itu, sejak awal proses lelang LPSE tercium aroma tak sedap. Ini berkenaan dengan dugaan pengarahan megaproyek pasar itu kepada salah satu rekanan, sejak lelang dimulai.

Awalnya, lelang proyek ini, diikuti 13 perusahaan penyedia. Di antaranya, PT Bintang Sembilan Indah, PT. Uno Tanoh Seuramo dan PT. Sinar Sakti Mulya (SSM). Hingga tahap evaluasi lelang tiga perusahaan penyedia inilah yang saling berkompetisi untuk menjadi pemenang.

Sebagai syarat wajib untuk memenangkan lelang, perusahaan wajib menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan melaksanakan pekerjaan. Antara lain, Batching Plant, Jack Hammer, Alat Pancang dan AMP. Bila satu saja perusahaan tidak bisa memenuhi alat dukungan tersebut, dipastikan langsung dinyatakan gugur sebagai peserta, apalagi pemenang.

Informasinya, sejak wacana pembangunan pasar tersebut mengemuka, pihak terkait, pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi UMKM dan Pasar, sudah mengarahkan proyek ini kepada PT. Sinar Sakti Mulya (SSM). Itu artinya, mekanisme lelang hanya formalitas belaka. (KOKO SULISTYO/N).

PENGANTAR: Mulai Senin (17/7/2017), redaksi menurunkan tulisan berseri di bawah tajuk: Sengkarut Proyek Pembangunan Pasar Indra Sari. Kami merunut mulai dari awal, saat kebakaran hebat melanda pasar sayur-mayur dan ikan (Saik), di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah,itu sampai proyek pembangunannya ditengarai berbau korupsi, yang melibatkan nama-nama beken. Selamat membaca.

Berita Terbaru